Kiat Toyota Redam Pengendara Mabuk

Xenia maut yang menewaskan delapan orang di kawasan tugu tani.
Sumber :
  • VIVAnews/Dwifantya Aquina

VIVAnews - Minggu 22 Januari, publik dikejutkan oleh kecelakaan maut yang menewaskan sembilan orang dan melukai tiga orang lainnya. Mobil Daihatsu Xenia B 2479 XI dengan kecepatan tinggi menerjang trotoar dan menabrak halte serta pejalan kaki di depan Kantor Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta. Belakangan diketahui pengemudi itu sedang dalam pengaruh obat terlarang.

Di negara-negara lain, pihak yang berwenang melakukan beragam upaya guna mencegah kecelakaan seperti ini, mulai dari kampanye hingga sanksi tegas, terhadap pengemudi yang dalam pengaruh obat dan alkohol. Tak cuma itu, kepolisian juga melibatkan kalangan industri otomotif untuk mencegah tindakan itu.

Tidak heran, bila Toyota pun merespons dengan dengan mengembangkan teknologi anti alkohol dan obat terlarang.

Dalam laman resmi Toyota, para ahli Toyota mengembangkan sejumlah sistem pendeteksi dini terhadap pengendara yang terpengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang. "Prinsip kerja sistem pencegahan ini ada dua, pertama, mendeteksi tingkat kesadaran pengemudi lewat analisa kandungan alkohol dan pupil mata. Dan kedua, mencegah pengemudi yang kesadarannnya tidak utuh mengendarai mobil," tulis Toyota.

Salah satu sistem yang diperkenalkan dengan menggunakan sejumlah sensor di roda kemudi plus kamera. Sensor-sensor berfungsi mengukur kandungan alkohol pengemudi lewat keringat tangah. Kamera berfungsi mendeteksi fokus tidaknya pupil mata pengemudi ke jalan.

Jika sensor-sensor mengidentifikasi pola pengendaraan yang tidak biasa, atau pupil mata tidak fokus, atau kandungan alkohol melampaui batas, maka sistem akan memerintahkan mobil untuk melambat dan berhenti secara otomatis. Dengan demikian kecelakaan maut bisa dihindari.

Toyota juga mengembangkan sistem yang menggunakan breath analyzer yang mampu menganalisa nafas pengemudi untuk mengetahui kandungan alkohol. Sistem ini juga menggunakan kamera untuk mendeteksi tingkat kesadaran pengemudi.

Dengan menggenggam breath analyzer, pengemudi menghembuskan nafasnya. Jika kandungan lakoholnya melampaui ambang batas, sistem akan memperingatkan pengemudi hingga melumpuhkan mobil, tergantung level kandungan alkohol pengemudi.

Apa yang mendorong Toyota mengembangkan sistem seperti ini? Selain karena tingginya tingkat kecelakaan yang berkaitan dengan alkohol dan narkoba, juga ada sebuah peristiwa yang menyayat hati. Agustus 2006, di Jepang pengemudi mabuk menabrak mobil lain yang ditumpangi satu keluarga hingga mobil itu terlempar keluar jembatan. Tiga anak-anak tewas dalam kecelakaan itu.

"Hal itu yang mendorong otoritas di Jepang memberi hukuman lebih berat pada sopir mabuk. Peristiwa itu juga mendorong pabrikan untuk melengkapi mobilnya dengan fitur dan system yang bisa memastikan keselamatan semua orang dari perilaku tidak bertanggungjawab," katanya.

Sekadar informasi, Daihatsu Motor Co Ltd, pemilik lisensi Daihatsu Xenia, merupakan anak usaha dari Toyota Motor Corp, Jepang. Di Indonesia, kedua merek ini, Toyota dan Daihatsu, sama-sama diboyong oleh PT Astra International Tbk.

Korlantas Belum Yakin Surat Tilang via WhatsApp Aman
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas di acara Workshop Bimtek Anggota Legislatif tingkat Nasional dan Rakornas Pemenangan Pilkada Serentak 2024 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Mei 2024

Kursi PAN Bertambah Jadi 48, Zulhas: Terima Kasih Pak Prabowo

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas bersyukur partainya memperoleh kenaikan kursi pada Pileg 2024.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024