KPU Afghanistan Umumkan Ashraf Ghani Pemenang Pilpres

Presiden terpilih Afghanistan, Ashraf Ghani Ahmadzai
Sumber :
  • REUTERS/Omar Sobhani
VIVAnews - Komisi Pemilihan Independen (IEC) pada hari ini mengumumkan Ashraf Ghani keluar sebagai pemenang Pemilu Presiden yang digelar pada 5 April lalu. Berdasarkan penghitungan IEC, Ghani berhasil meraih 55,27 persen suara. 
Muncul dari Hutan Kaki Penuh Darah, Pemuda Ini Tiba-tiba Lari ke Pos Pasukan Buaya Putih Kostrad TNI

Stasiun berita Channel News Asia edisi Jumat, 26 September 2014 melansir IEC tidak mengumumkan selisih suara yang diraih pesaingnya Abdullah Abdullah. Hal itu sengaja dilakukan untuk menghindari kebencian di antara pendukung Abdullah. Sebab, para pendukungnya ngotot Abdullah lah yang menang melalui proses Pilpres kemarin. 
Ada Aturan Baru, Bos BPJS Kesehatan Wanti-wanti RS Jangan Kurangi Tempat Tidur Rawat Inap

Dalam upacara tersebut, IEC memberi Ghani sebuah sertifikat yang menyatakan dengan jelas dia lah pemenang pemilu Afghanistan. Dalam sambutannya, dia berjanji akan memprioritaskan reformasi pemilu untuk meningkatkan pemilihan di masa mendatang.
Kembangkan Industri Petrokimia RI, Menperin Akui Perlu Insentif yang Lebih Menarik

Ghani juga berterima kasih kepada mantan Presiden Hamid Karzai yang telah memerintah Afghanistan sejak kejatuhan Taliban. Mantan menteri keuangan itu akan dilantik di ibu kota Kabul pada Senin pekan depan. Ini akan menjadi transfer kekuasaan demokratis pertama yang terjadi di Afghanistan. 

Sebelumnya pada hari Minggu kemarin, . Dalam sebuah kesepakatan tertulis, mereka sepakat, Ghani akan duduk sebagai Presiden, sedangkan Abdullah menjabat sebagai CEO yang memiliki kekuatan setara Perdana Menteri. 

Dalam pengumuman pemilu tanggal 14 Juni lalu, keduanya saling klaim memenangkan pemilu. PBB bahkan sempat khawatir kekisruhan politis itu akan berubah menjadi kekacauan etnis yang menyerupai perang sipil di tahun 1990an. 

PBB akhirnya turun tangan dengan menghitung ulang perolehan suara yang masuk. Setelah dihitung ulang, terdapat 1.206 dari 22.828 kotak suara yang dinyatakan tidak sah. Artinya, ratusan ribu suara tidak dianggap. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya