Yunani Dilanda Mogok Kerja Dua Hari

Demonstrasi para pekerja di Yunani
Sumber :
  • REUTERS/Yiorgos Karahalis

VIVAnews - Yunani mulai hari ini dilanda aksi mogok kerja besar-besaran. Aksi yang berlangsung dua hari itu tidak hanya melibatkan para pekerja swasta dan pemerintah, namun juga kalangan pelaku usaha kecil dan menengah.

Mereka menentang habis rencana pemerintah untuk kembali menghemat anggaran, dengan memotong gaji sekaligus menaikkan pajak, demi mengatasi krisis keuangan akut. Rencana penghematan anggaran itu hari ini hingga esok dibahas di parlemen. 

Menurut kantor berita Reuters, mogok massal itu praktik menutup kantor-kantor pemerintah dan menghentikan kegiatan bisnis di penjuru Yunani. Bahkan banyak toko kelontong dan toko roti juga tutup. Para peserta mogok akan berkonsentrasi sekitar gedung parlemen.

Ini merupakan kesekian kalinya Yunani dilanda aksi mogok kerja sekaligus unjuk rasa besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir. Pada Juni lalu bentrokan hebat terjadi antara demonstran dan pasukan keamanan di luar gedung parlemen atas isu yang sama.

Banyak warga Yunani jengkel dengan rencana pemerintah dan parlemen untuk kembali membahas pengetatan anggaran. Pasalnya, pengetatan itu bakal membuat para pegawai negeri menderita pemotongan gaji, dan juga berkurangnya tunjangan bagi para pensiunan. Tidak hanya itu, pemerintah juga lagi-lagi berencana menaikkan pajak untuk mempersempit defisit anggaran.

Padahal, menurut pemerintah, penghematan itu merupakan syarat dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) bila ingin mendapat pinjaman darurat lagi. Menurut stasiun berita BBC, pinjaman itu sangat diperlukan Yunani mengingat utangnya sudah 162% dari produk domestik bruto (GDP) mereka.

Yunani perlu pinjaman darurat tahap kedua dari IMF dan Uni Eropa sebesar US$11 miliar. Bila tidak diluluskan, Yunani berisiko gagal bayar utang dan kewajiban lain pada November mendatang.

Perdana Menteri Yunani, George Papandreou, sangat paham atas situasi dilematis yang tengah dihadapi bangsanya. Bila penghematan tidak dipenuhi, Yunani tidak akan menerima pinjaman darurat, namun pemerintah menghadapi kemarahan rakyat bila tetap menerapkan program penghematan.

"Kita harus gigih menghadapi perang ini sebagai rakyat, pemerintah, dan parlemen, dalam rangka membawa negara ini kepada kemenangan. Kita akan memenangkan negara ini dan kita akan berjuang secara gigih," kata Papandreou.