Capek Ngedit Pakai OpenOffice

Sumber :

Sebagai pengguna komputer dan internet yang value-oriented, saya merasa sangat terbantu dengan open source software. Betapa tidak, harga lisensi software komersial mahal banget! Kira-kira dua tahun yang lalu, contohnya, seingat saya, kalau nggak salah, harga Microsoft Office for Mac dengan dua lisensi penggunaan sekitar Rp 1,7 juta.

Lantaran nggak mampu, akhirnya saya pilih OpenOffice.org yang gretongan sebagai aplikasi editing andalan saya. Setelah enam bulan penuh menggunakan aplikasi pemroses kata itu, bahkan sekarang saya sudah kagok bekerja dengan MS Office, hampir nggak ada cela untuk OpenOffice. Saya sebut "hampir" karena memang masih ada satu hal yang sangat mengganggu kerja saya sebagai editor.

Iya! Tiap kali saya kelar menulis dan mengedit artikel, saya simpan artikel saya dalam format .rtf (bukan .odt atau .doc karena dengan dua format itu, mau nggak mau saya hanya bisa pakai OpenOffice untuk membuka dokumen di komputer saya, dan OpenOffice bisa dibilang lumayan berat). Nah, masalah terjadi tiap kali saya buka lagi file .rtf yang saya simpan. Beberapa kali hal ini saya alami: ada kata-kata yang hilang dari artikel saya! Akhirnya, saya mesti mengulang lagi proses editing artikel.

Yah, memang itu nggak selalu terjadi di tiap artikel yang yang saya tulis, tapi kerap terjadi, terutama untuk jenis artikel yang panjang. Kira-kira, ada nggak pengguna OpenOffice lain yang punya pengalaman seperti saya?

Restituta Ajeng Arjanti
langit-jingga.blogspot.com