Krisis Venezuela, Presiden Maduro dan Oposisi Guaido Makin Tegang

"Tidak ada yang bisa dikerjakanl," Yendresca Munoz, analis bank berusia 34 tahun yang tinggal di Caracas mengatakan kepada kantor berita Reuters. - Rafael Briceño Sierralta/NurPhoto via Getty Images
Sumber :
  • bbc

Pemerintah Venezuela meminta kepada semua pekerja dan pelajar agar tinggal di rumah karena negara itu mengalami pemadaman listrik yang sudah memasuki hari kedua.

Rumah sakit, transportasi umum, air dan layanan umum lainnya terdampak langsung akibat pemadaman listrik tersebut.

Ibu kota Venezuela, Caracas, untuk pertama kalinya terlihat gelap gulita pada hari Senin. Daya listrik sempat pulih empat jam kemudian, namun pemadaman kedua terjadi.

Pemadaman listrik berskala nasional yang terjadi beberapa hari pada awal bulan ini - telah mendorong aksi penjarahan dan melahirkan frustrasi di kebanyakan warga di sebagian wilayah negara itu.

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro menyatakan terjadinya pemadaman listrik akibat serangan kubu oposisi, yang dipimpin Juan Guaido.

Sebaliknya, kubu oposisi mengatakan terjadinya pemadaman listrik akibat minimnya investasi dan praktik korupsi selama dua dekade oleh pemerintahan sosialis.

"Tidak ada yang bisa dikerjakan," Yendresca Munoz, analis bank berusia 34 tahun yang tinggal di Caracas mengatakan kepada kantor berita Reuters.

"Selama hari-hari gelap, kamu tidak bisa melakukan apa pun. Tidak ada internet, tidak ada akses ke anjungan uang tunai."

Kota-kota besar lainnya, termasuk Barquisimeto, Maracaibo yang terletak di barat negara itu juga dilaporkan terkena dampak pemadaman listrik.

Di akun Twitter-nya, Guaido mengatakan: "Ketika masyarakat membutuhkan kepastian di tengah-tengah pemadaman listrik yang tidak menentu, bagaimana mereka bisa terus-menerus mengulangi alasan perang listrik dan sabotase?"

Sejak Januari lalu, pemimpin oposisi telah terjebak dalam perebutan kekuasaan dengan pemerintahan Maduro, yang bergulat menghadapi krisis ekonomi yang parah.

Pekan lalu, anak buah Guaido ditangkap atas tuduhan terorisme yang makin meningkatkan eskalasi krisis politik di negeri itu.

Apa yang terjadi?

Listrik padam terjadi di Caracas sekitar pukul 13.20 pada hari Senin, menyebabkan kekacauan ketika sistem transportasi umum metro ditutup dan ribuan orang harus pulang dengan berjalan kaki atau dengan menumpang bus.

Listrik sempat pulih sekitar empat jam kemudian, tetapi dimatikan lagi pada pukul 21:50, menurut Menteri Informasi Jorge Rodríguez seperti dikutip oleh kantor berita Efe.

Sebelumnya, dia muncul di TV pemerintah untuk mengulangi pernyataan apa yang disebutnya sebagai sabotase oleh kubu oposisi, dan bukan karena kurangnya pemeliharaan yang memadai sehingga menyebabkan pemadaman.

Dia juga mengatakan bahwa para peretas menyerang jaringan komputer di bendungan pembangkit listrik tenaga air utama negara itu.

Jorge Rodríguez mengklaim bahwa kasus pemadaman listrik pertama telah diperbaiki. Namun pada pemadaman listrik yang kedua, mereka mengaku belum mampu memulihkannya.

Akibat daya listrik yang rendah, para pemirsa TV tidak bisa melihat tayangan pidato Rodríguez karena gambarnya buram, seperti dilaporkan wartawan surat kabar Guardian Inggris melalui cuitannya di Twitter dari Caracas.

Sementara itu, Menteri Energi dan Pertambangan Brasil, Bento Albuquerque mengatakan bahwa sejak 7 Maret, Venezuela gagal memenuhi komitmennya untuk memasok listrik ke negara bagian Roraima di Brasil utara.

Dia mengatakan Brasil tengah membangun saluran transmisi untuk menghubungkan Roraima ke seluruh jaringan listrik di Brasil pada paruh kedua tahun ini dan diharapkan selesai pada 2021 sehingga tidak tergantung pada Venezuela.

Dia menambahkan bahwa Brasil juga akan mencari jalan keluar melalui opsi energi terbarukan, seperti angin dan matahari, sebagai alternatif lain agar tidak mengandalkan pasokan daya listrik dari Venezuela.