Interaksi Kapur Anak-anak Australia Jadi Semangat Saat Wabah Corona

Max, menggambar pelangi yang dilihat oleh adiknya, Lenny, di kawasan Essendon, Melbourne.
Sumber :
  • abc

Sama seperti jutaan anak-anak di seluruh dunia, anak-anak di Australia juga tidak lagi ke sekolah karena virus corona. Banyak di antara mereka sekarang menuliskan pesan di jalanan depan rumahnya menggunakan kapur untuk memberikan semangat.

Seperti yang dilakukan anak-anak dari keluarga Turner yang tinggal di Melbourne.

Ibunya, Dian Turner mengatakan kedua anaknya, Max (7 tahun) dan Lenny (4 tahun), menggambar dan menuliskan sebuah pesan depan rumah mereka dengan menggunakan kapur.

"Ini adalah sesuatu yang membuat anak-anak itu merasa dekat dengan lain, karena sekarang mereka kadang bosan dan bingung, mengapa mereka harus di rumah terus, tidak bisa ke sekolah dan tidak boleh ke taman untuk bermain," kata Dian.

Max (7 tahun) dan adiknya Lenny (4 tahun) menulis pesan dengan kapur di depan rumah mereka di Essendon, Melbourne.

Supplied: Dian Turner

Dian pertama kali melihat ide ini ketika dia masuk ke sebuah grup di Facebook "Rainbow Trail", di mana anak-anak dan orang tua mengirim gambar pelangi sehingga yang lain bisa melihat dan menikmatinya.

Dian, yang sehari-harinya bekerja sebagai pengacara, sekarang harus kerja dari rumah.

Ia mengatakan kegiatan menulis pesan dengan kapur di jalanan menjadi kegiatan yang positif yang bisa dibicarakan dalam keluarganya.

"Kita tidak melanggar aturan social distancing, namun ini sesuatu yang bisa kita lakukan yang membuat kita senang, dan menunjukkan adanya koneksi dengan yang lain."

Pesan "Tetaplah Tersenyum" di sebuah pohon di Clifton Hill di Melbourne.

ABC News: Nicole Asher

Manfaat menulis dengan kapur bagi anak-anak

Peneliti masalah kesehatan publik dari University of Melbourne, Lisa Gibbs mengatakan penting sekali bagi anak-anak untuk bisa melakukan kegiatan sesuai dengan perkembangan usia mereka, di tengah situasi yang tidak menentu ini.

"Dalam situasi yang berbahaya seperti sekarang ini, kita cenderung berusaha melindungi anak-anak, dan itu memang tindakan penting," kata Profesor Gibbs.

"Tetapi dalam melindungi anak-anak, kita kadang memperlakukan mereka sebagai orang yang lemah, yang membuat mereka tidak merasa aman."

"Jadi kegiatan ini memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk merasa terlibat dengan apa yang terjadi sehingga mereka merasa memberikan sumbangan sesuatu."

Lisa Batson dan anak-anaknya membuat gambar ini di depam rumah mereka di Melbourne.

Supplied: Lisa Batson

Deb Sawyer dan putrinya menulis pesan "Kamu Tidak Sendirian" di dinding dekat sebuah sekolah dasar.

Supplied: Deb Sawyer

Tidak saja anak-anak yang terlibat dalam kegiatan menggambar dan menuliskan pesan-pesan tersebut.

Pesan berbagi kebaikan yang ditulis Suse Scholem "saya berharap akan memeluk anda di dunia yang lebih baik segera."

Supplied: Suse Scholem

Seniman Suse Scholem sudah menuliskan berbagai pesan di jalan-jalan di sekitar rumahanya di Melbourne.

"Ini menjadi hiburan namun juga membuat saya lebih kuat, dan juga hal yang indah karena bisa menjadi bagi sesama," katanya.

"Kadang kita melihat orang yang melihat pesan ini dengan seksama, dan membuat saya terharu."

Ucapan terima kasih muncul di depan kantor yang mengurusi tunjangan sosial di Australia, yakni "Centrelink" dan juga di depan sekolah dasar Lauderdale di Tasmania.

Pesan yang ditulis bagi staf Centrelink di Darebin, Melboourne.

Community & Public Sector Union

Ucapan terima kasih kepada para guru di Sekolah Dasar Lauderdale di Tasmania yang dibuat anak-anak sekolah tersebut yang sekarang belajar dari rumah.

Facebook: Lauderdale Primary School

Mengikat komunitas di seluruh Australia

Penelitian menunjukkan jika seseorang merasa menjadi bagian dari komunitasnya, maka akan membuat kesehatan mentalnya merasa terlindungi di saat ada bencana.

"Jadi ini sebenarnya bukan kegiatan sepele, tapi ini kegiatan yang penting," kata Profesor Gibbs dari University of Melbourne.

"Apa saja yang dilakukan bisa menjadi sumbangan, tidak saja bagi mereka yang melakukannya, namun juga bagi mereka yang melihatnya."

Cruze, 8 dan Hugo, 7 di depan tuisan yang dibuat mereka "Be Kind" dan pelangi di Perth.

Supplied

Di ibukota Australia Barat, Perth, ibu guru Kristen Pavez mengatakan kedua anak laki-lakinya merasa bangga bisa menggambar pelangi dan menulis pesan "Be Kind" di depan rumah mereka.

Sekolah di Australia Barat hampir ditutup semuanya, sehingga anak-anak memiliki banyak waktu di rumah sampai waktu yang tidak diketahui.

Kristen mengatakan "seni jalanan ini" akan semakin banyak ditemukan di seluruh Australia.

Chloe, Millie dan Harry yang tinggal di Melbourne bermain di depan rumah mereka untuk menghabiskan waktu karena sekolah diliburkan.

Supplied: Meagan Baker

Di selatan kota Cairns, negara bagian Queensland, seorang guru lainnya, Maria Holt mengatakan putranya yang berusia tiga tahun, bernama Leonardo, menggunakan kapur buatan sendiri untuk menggambar dan menulis pesan.

Maria sudah tidak bekerja sebagai guru pengganti selama seminggu terakhir, putranya juga tidak lagi pergi ke tempat penitipan anak.

Leonardo yang berusia tiga tahun juga ikut menggambar pelangi di Cairns (Queensland).

Supplied: Maria Holt

"Kita sekarang dalam situasi yang aneh, keadaan sulit bagi banyak orang," kata Maria.

"Jadi saya ingin melakukan sesuatu yang kecil yang bisa membuat orang lain tersenyum, entah untuk mereka yang hendak ke tempat kerja, atau anak-anak yang sedang berjalan dengan orang tua mereka setelah terkurung di rumah selama seminggu," katanya.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di dunia lewat situs ABC Indonesia