Menkesnya Positif COVID-19, Jerman Catat Rekor Baru Kasus Harian

Ralph Peters/Imago Images
Sumber :
  • dw

Untuk pertama kalinya sejak awal pandemi, Jerman mencatat lebih dari 11.000 kasus COVID-19 dalam satu hari. Rekor harian baru itu terjadi tak lama setelah Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn dinyatakan positif COVID-19.

Robert Koch Institute (RKI) yang bertanggung jawab untuk monitoring kasus penyakit infeksi di Jerman pada hari Kamis (22/10) melaporkan lebih dari 11.200 kasus COVID-19 baru dalam 24 jam terakhir. Ini merupakan rekor tertinggi pertama sejak pandemi Vovid-19 menerpa Jerman, dengan laporan lebih dari 10.000 kasus baru dalam satu hari.

Jerman saat ini tengah menghadapi lonjakan drastis kasus COVID-19, dengan rekor harian terakhir yang tercatat adalah lebih dari 7.800 infeksi baru, yang dilaporkan pada Sabtu (17/10) lalu.

Lonjakan kasus ini telah mendorong para pejabat untuk memberlakukan tindakan yang lebih keras pada kehidupan publik guna membendung penyebaran virus.

Jerman saat ini telah mencatat tingkat kasus tujuh harian lebih dari 50 infeksi per 100.000 orang. Parameter ini menjadi patokan yang digunakan oleh pihak berwenang untuk memutuskan kapan akan memperketat pembatasan. Menurut data RKI, saat ini tingkat kasus corona berada di angka 51,1 untuk seluruh negara.

RKI desak warga patuhi aturan

Presiden RKI, Dr. Lothar Wieler mengatakan kepada DW pada hari Rabu (21/10), meyakini Jerman dapat menahan laju penyebaran virus. Hal itu bisa tercapai jika orang-orang mematuhi aturan.

“Kami tidak melihat banyak kasus penularan di tempat kerja atau di transportasi umum. Tetapi sebagian besar kasus terjadi secara bersamaan dalam perkumpulan pribadi, dalam pesta-pesta, dalam perayaan dan pernikahan,” kata Wieler. “Kita seharusnya tidak mengadakan terlalu banyak acara semacam ini,” tambahnya.

Sementara menjelang musim dingin, kepala badan kontrol penyakit infeksi dan non i feksi di Jerman itu mengatakan, rumah sakit Jerman “sangat siap” untuk menangani potensi lonjakan pasien COVID-19, seraya menambahkan bahwa Jerman memiliki jumlah unit perawatan intensif (ICU) yang cukup tinggi berbanding dengan populasi warganya.

“Tentu kita sudah belajar dari dulu, dari puncak pertama wabah yang kita alami pada April dan Maret,” ujarnya.

“Jika kita bisa menurunkan angka infeksi, kita pasti bisa mengelolanya, dan itu adalah [hal] terpenting – tapi kita hanya bisa menurunkan angka infeksi jika kita berpegang pada aturan-aturan ini,” kata Wieler menekankan.

Menteri Kesehatan Jerman positif COVID-19

Rekor lonjakan kasus infeksi corona di Jerman terjadi tak lama setelah Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn dinyatakan positif COVID-19 pada Rabu (21/10).

Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan bahwa Spahn yang berusia 40 tahun itu langsung menjalani isolasi dan dilaporkan mengalami “gejala seperti flu”.

Kementerian kesehatan menyatakan, semua orang yang melakukan kontak dengan Spahn telah diberi tahu tentang informasi positif Covid-19 tersebut. Namun, tidak ada anggota kabinet Kanselir Angela Merkel yang akan mengisolasi diri, meski telah bertemu dengan menteri kesehatan selama rapat yang sebelumnya berlangsung pada Rabu (21/10).

Setelah dinyatakan positif COVID-19, Spahn kemudian menuliskan rasa terima kasihnya atas seluruh dukungan dan harapan baik yang ia terima. “Saya harap semua orang yang pernah kontak dengan saya tetap sehat. Mari kita semua terus menjaga satu sama lain!”, tulisnya di Twitter.

gtp/as (AFP, dpa, Reuters)