Di Jerman Ada Penjara Khusus bagi Pelanggar Karantina COVID-19

Christian Charisius/dpa/picture alliance
Sumber :
  • dw

Di kota kecil NeumÃnster di Jerman utara, ada enam kamar yang disiapkan sebagai ”penjara COVID" di sebuah gedung. Tempat itu akan menampung mereka yang menolak mematuhi aturan karantina virus corona.

"Isolasi orang-orang yang dicurigai terinfeksi adalah elemen penting untuk mengendalikan tingkat infeksi," kata SÃnke Schulz, anggota dewan distrik NeumÃnster di negara bagian Schleswig-Holstein, kepada wartawan ketika fasilitas itu dibuka bulan Januari ini.

"Siapa pun yang tidak mematuhi ini membahayakan orang lain," tambahnya. "Karena itu, tindakan perlindungan infeksi memungkinkan isolasi di fasilitas terkunci sebagai pilihan terakhir."

Penjara COVID-19 memang bukan penjara tradisional, "narapidana" di sini masih diizinkan membawa televisi, laptop, telepon dan kenyamanan rumah lainnya. Juga ada dukungan psikologis penghuni, dan kamar-kamarnya dilengkapi dengan tempat tidur yang cukup nyaman. "Memang hampir tidak ada bedanya dengan karantina di rumah," kata Schulz.

Kecuali perbedaan satu hal: Orang-orang yang dikurung di sini harus menaati peraturan dan mengikuti instruksi para penjaga, tim yang terdiri dari 40 pensiunan polisi yang secara sukarela melapor untuk tugas ini.

Relatif sedikit kasus pelanggaran aturan karantina

Kisah pelanggar karantina telah menjadi berita utama di Jerman, termasuk satu contoh ekstrem dari seorang individu yang sudah dites positif COVID-19 tetapi melakukan perjalanan dengan kereta api lebih dari 100 km. Dia mengatakan ingin membeli obat-obatan setelah diperintahkan untuk melakukan karantina mandiri.

Tetapi dibandingkan dengan banyak negara lain, cerita pelanggaran karantina di Jerman termasuk jarang. Karena itu, tidak semua daerah setuju dengan gagasan "Penjara COVID", yang sempat menjadi itu kontroversial. Di 16 negara bagian Jerman memang ada aturan dan pengalaman yang berbeda-beda soal itu.

Negara bagian Brandenburg telah melaporkan lebih dari 200 kasus orang-orang yang menolak karantina dari Mei hingga Desember 2020, yang kemudian diajukan ke pengadilan. Kementerian Kesehatan Brandenburg mengatakan, hampir 30 orang kasusnya berakhir di "Penjara COVID" selama periode delapan bulan ini.

Negara bagian Sachsen siapkan fasilitas baru

"Kami berharap, hampir tidak ada orang yang harus dipenjara dengan cara ini. Hingga saat ini juga belum banyak," kata Peter SchrÃder, anggota dewan lokal di NeumÃnster dalam konferensi pers.

Negara bagian Berlin juga sedang mempertimbangkan untuk menggunakan rumah sakit sebagai "rumah tahanan COVID". Sedangkan di negara bagian Sachsen, rencana serupa telah diterapkan, meskipun rumah sakit tidak akan digunakan karena kamar-kamar itu dibutuhkan bagi mereka yang benar-benar sakit, kata juru bicara pemerintah daerah Sachsen kepada DW.

Sachsen memang beberapa kali menunjukkan jumlah kasus infeksi tertinggi dan jumlah kematian terbanyak di Jerman. Karena itu, mereka juga menyiapkan fasilitas "rumah tahanan COVID-19” bagi para pelanggar aturan karantina, Sebuah gedung sedang disiapkan di kota Dresden, yang rencananya akan beroperasi akhir Januari.

(hp/pkp)