DK PBB Sepakati Resolusi Gencatan Senjata

Sumber :

VIVAnews - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) resmi menyepakati resolusi pemberlakuan gencatan senjata antara kelompok militan Hamas dengan Israel di Jalur Gaza, Kamis malam waktu New York, 8 Januari 2009 (Jumat pagi WIB). Dari 15 negara anggota DK PBB yang melakukan pemungutan suara untuk mengesahkan resolusi, hanya Amerika Serikat (AS) yang abstain.

Pemungutan suara dilakukan setelah negosiasi antara duta dari negara-negara Arab dan pemegang hak veto DK, AS, Inggris, dan Prancis. Walaupun keputusan PBB sudah ditetapkan, tetapi semua diserahkan kepada Israel dan kelompok militan Hamas untuk menghentikan perseteruan mereka baru-baru ini. AS, sekutu Israel, dan negara-negara Arab yang dekat dengan Hamas berunding bersama dalam menyusun naskah resolusi gencatan senjata tersebut.

Sebelum DK PBB resmi menyetujui resolusi, Menteri luar negeri (menlu) Arab Saudi, Saud al-Faisal, beserta menlu Inggris, David Miliband, mengumumkan kesepakatan gencatan senjata setelah pertemuan tertutup yang berlangsung sekitar dua jam, Kamis sore, 8 Januari 2009, di kantor pusat PBB di New York, Amerika Serikat.

"Kami semua sadar bahwa perdamaian akan tercapai ketika resolusi ditulis di PBB," kata Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband. Sedangkan Menlu AS, Condoleezza Rice, mengatakan bahwa AS mendukung penuh resolusi tetapi menyatakan abstain karena menganggap penting untuk menantikan hasil perundingan Hamas dan Israel, dengan Mesir sebagai mediator.

Rice mengatakan bahwa perundingan tersebut juga bertujuan untuk mencapai gencatan senjata. "Inisiatif Prancis dan Mesir jangan hanya diberi tepuk tangan tetapi juga didukung," kata Rice.

Naskah resolusi menekankan gencatan senjata diberlakukan dengan segera dan dengan durasi panjang, serta dihormati oleh kedua pihak, sehingga akan membawa Israel menarik pasukannya dari Gaza.

Naskah tersebut juga menyambut upaya Presiden Mesir, Hosni Mubarak, menjadi perantara gencatan senjata Israel-Palestina dalam perundingan yang berlangsung di Kairo, Mesir, yang saat ini sedang berlangsung.

Naskah berisi tentang seruan agar pintu-pintu masuk ke Gaza dibuka sehingga bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza dapat lewat. (AP)