RI Dukung Resolusi PBB Terkait Penyelidikan MH17

Puing Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di sebelah timur Ukraina.
Sumber :
  • REUTERS/Maxim Zmeyev

VIVAnews - Pemerintah Indonesia mendukung rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang berisi tuntutan agar kelompok separatis Ukraina bisa memberikan akses penuh dan tidak terbatas kepada penyidik di lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17.

Indonesia bahkan turut menjadi co-sponsor dari resolusi yang kali pertama diajukan oleh Pemerintah Australia itu. Namun rancangan resolusi itu baru divoting pada hari Senin sekitar pukul 15:00 waktu Amerika Serikat.

Hal ini  diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Michael Tene, ketika dihubungi VIVAnews, Senin malam, 21 Juli 2014.

"Intinya, melalui resolusi tersebut RI ingin ada investigasi internasional yang menyeluruh dan transparan. Pelaku yang terbukti bersalah dalam insiden itu harus diadili," ujar Tene.

Melalui resolusi itu  DK PBB turut menyerukan kepada semua negara dan aktor-aktor di daerah itu untuk bekerja sama secara penuh dalam proses penyelidikan insiden itu. Dalam resolusi itu juga tertulis agar negara-negara di dunia menghormati aturan keselamatan penerbangan internasional.

Polri Siap

Dia menambahkan untuk membantu proses penyelidikan, tim dari Indonesia baru akan berangkat menuju ke Ukraina Selasa, 22 Juli 2014. Tene menyebut tim ini terdiri dari unsur Kemenlu dan Polri.

"Mereka bertugas untuk melakukan identifikasi jenazah korban asal Indonesia. Pihak kepolisian sendiri kan sudah mengumpulkan beberapa informasi dari masing-masing kerabat seperti sampel darah dan DNA sebagai pembanding," kata Tene.

Kesiapan untuk membantu proses penyelidikan MH17 telah disampaikan oleh Kapolri Jenderal Sutarman di Mapolda Metro Jaya. Dia mengatakan Polri telah menyiapkan data antemortem dan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengidentifikasi korban jatuhnya pesawat MH17 di bagian timur Ukraina.

Sutarman menambahkan tim DVI Indonesia memiliki pengalaman sebelumnya untuk melakukan identifikasi jenazah saat pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat.

"Kami punya pengalaman dan diakui dunia untuk identifikasi korban saat jatuhnya pesawat Suhkoi. Saya kira ini mirip identifikasi korban yang jatuh di insiden kemarin dan akhirnya bisa diserahkan kepada keluarganya," ujar Sutarman. (ren)