Kaum Garis Keras Myanmar Tolak Kapal Bantuan Rohingya

Melihat kehidupan sehari-hari pengungsi Rohingya di kamp pengungsi.
Sumber :
  • REUTERS / Mohammad Ponir Hossain

VIVA.co.id – Kelompok garis keras Myanmar menggelar demonstrasi pada Kamis, 9 Februari lalu, menolak kedatangan kapal Malaysia yang membawa bantuan pangan bagi Muslim Rohingya.

Ratusan kelompok nasionalis itu berbaris di luar Pelabuhan Thilawa, Yangon - di mana kapal bantuan Malaysia merapat sebelum berangkat kembali ke Bangladesh - untuk memprotes penggunaan istilah "Rohingya" oleh masyarakat internasional.

"Kami tidak memprotes sumbangan dari Malaysia. Tapi kami hanya memprotes penggunaan 'Rohingya'," klaim Win Ko Latt dari Jaringan Nasional Myanmar, seperti dikutip situs Anadolu Agency, Jumat, 10 Februari 2017.

Dalam aksi tersebut, biksu Buddha merupakan salah satu pengunjuk rasa sembari memegang bendera dan spanduk bertuliskan "Tolak Rohingya. Mereka adalah Bengali dan Kami tidak mengizinkan kata Rohingya".

Kemarin, kapal Malaysia yang membawa 2.300 ton bahan pangan bantuan kemanusiaan tiba di Pelabuhan Thilawa Yangon, di mana 500 ton pasokan untuk membantu Rohingya, kelompok Muslim minoritas yang teraniaya, di Negara Bagian Rakhine.

Kapal tersebut kemudian akan berangkat kembali ke Bangladesh hari ini. Misi kemanusiaan ini diselenggarakan oleh 1Malaysia Club dan Organisasi Dewan Konsultasi Islam Malaysia dengan kerja sama dari Turkiye Diyanet (Departemen Agama), yang didukung pemerintah Turki.

Pemerintah Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai kelompok etnis, dan merujuk mereka sebagai Bengali, istilah menunjukkan mereka adalah imigran ilegal dari negara tetangga, Bangladesh. (ren)