Nasib Sopir Angkot: Penumpang Berkurang, Setoran Tetap

Wiliam Silalahi, sopir angkot di Terminal Senen
Sumber :
  • VIVAnews/Wilibrodus

VIVA – Sejumlah sopir angkutan kota (Angkot) mikrolet di Terminal Senen arah Terminal Pulo Gadung mengeluh karena pendapatan berkurang selama pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh Wiliam Silalahi (62), salah satu sopir angkot nomor M37 ini. 

"Penumpang berkurang drastis, dan otomatis pendapatan juga berkurang. Sedangkan, setoran tidak pernah berkurang. Mau berhenti beroperasi, kami mau makan apa. Katanya ada bantuan dari pemerintah, tapi sampai sekarang enggak ada sama sekali," kata Wiliam, saat ditemui di Terminal Senen, Jakarta Pusat, Rabu 10 Juni 2020.

Ia melanjutkan, bahwa pendapatan sekali jalan saat ini hanya bisa mendapatkan paling banyak 30.000 rupiah, dari biasanya mendapatkan hingga 80.000 rupiah. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menekan kapasitas penumpang hanya bisa memuat 50 persen. 

"Ini kan kapasitasnya 12 penumpang. Jadi, kalau ikut anjuran pemerintah selama ini, berarti hanya 6 orang saja. Ini yang menyebabkan berkurangnya pendapatan," lanjut Wiliam. 

Sampai saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya untuk membuat perekonomian masyarakat kembali stabil. Salah satunya adalah menaikkan kapasitas penumpang angkot yang sebelumnya hanya 50 persen menjadi 80 persen.

Kabar tersebut disambut baik oleh para sopir angkot, seperti Wiliam di Terminal Senen. Meski belum sepenuhnya beroperasi normal, namun kebijakan pemerintah untuk menaikkan kapasitas penumpang menjadi 80 persen ini dinilai sudah cukup membantu perekonomian mereka. 

"Kalau untuk penerapan protokol kesehatan Covid-19, kami wajibkan semua penumpang memakai masker. Sedangkan untuk jarak antar penumpang, kami atur sesuai kapasitas tempat duduk saja. Di depan 1 orang, samping kiri 2 orang, dan samping kanan 3 orang penumpang. Tapi kalau 80 persen, nanti kami sesuaikan lagi," jelasnya.