820 BTS di Jakarta Selatan akan Dibongkar

Sumber :

VIVAnews - Suku Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan (P2B) Jakarta Selatan akan membongkar 860 menara based transceiver station (BTS) milik sejumlah operator. Pembongkaran terkait rencana pengaturan tata ruang untuk menara telekomunikasi.

Namun rencana itu masih terkendala dengan besarnya biaya pembongkaran menara, operator diimbau untuk membongkar sendiri menaranya.
 
Kepala Sudin P2B Jakarta Selatan, Widiyo Dwiyono Budi mengatakan, ada 3.400 menara yang tersebar di DKI Jakarta. Dari jumlah itu, sebanyak 820 menara berada di Jakarta Selatan.


Sesuai Peraturan Gubernur DKI Nomor 89 tahun 2006 tentang Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi, maka sejumlah menara itu direncanakan akan dibongkar.

Terlebih, operator masih menggunakan izin yang telah kadaluwarsa. Padahal, sejak tahun 2006 Sudin P2B sudah tidak mengeluarkan izin lagi.

"Setelah keluarnya Pergub No 89 tahun 2006, pemasangan menara sudah diharuskan mengikuti block plan yang ada di Sudin Tata Kota," tuturnya seperti dikutip situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Rencana dari Tata Kota inilah, yang dijadikan acuan dalam mengawasi keberadaan menara seluler. Salah satunya, adanya persyaratan yang mewajibkan menara tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus digabung dengan menara dari operator lain.

Hal ini dilakukan untuk menyiasati agar Kota Jakarta tidak dipenuhi dengan ribuan menara seluler. "Minimal digunakan oleh dua operator atau lebih,” terangnya.
 
Karena pembongkaran menara membutuhkan biaya yang tidak sedikit, lanjut Widiyo, dia mengimbau kepada para operator yang telah telanjur memasang menara untuk segera membongkar sendiri menaranya.

Pemprov DKI mengambil retribusi untuk satu menara hanya Rp 4 juta. Sedangkan, untuk membongkar satu menara sedikitnya dibutuhkan anggaran antara Rp 75 juta hingga Rp 100 juta. "Kita minta operator secara sadar membongkar sendiri,” katanya.

Untuk keperluan itu, ujar  Widiyo, Sudin P2B telah melakukan sosialisasi kepada para operator pemilik menara dengan menyuratinya langsung. Hanya saja, para operator terkesan tertutup dengan keberadaan sosialisasi itu.