Mal Baru Dibangun, Jakarta akan Tambah Macet

Para pejalan kaki menyeberang di depan Mall Ambasador
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews -  Beberapa waktu lalu, Colliers melansir dalam waktu dekat ini akan ada pembangunan mal baru di Jakarta. Pembangunan mal baru berlangsung hingga 2015 mendatang.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menilai keberadaan mal di ibukota begitu penting dari sisi komersial.

DKI tak mempermasalahkan pembangunan mal di sejumlah titik kawasan ibukota, asalkan pengembang telah mengantongi izin sebelum moratorium diberlakukan.

Tetapi, pembangunan mal juga harus memikirkan dampak lain yaitu faktor kemacetan. Sebab banyak pengelola mal di Jakarta yang tidak memikirkan pengaturan lalu lintas keluar masuknya kendaraan.

Sehingga terjadi penumpukan kendaraan baik yang akan masuk dan keluar, serta yang melintas di depan mal. Selain itu, sistem parkir off street juga menjadi penyumbang kemacetan. Contohnya di Plaza Semanggi dan mal Ambassador, Jakarta Selatan.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Wahyono, mengatakan untuk mengatasi masalah lalu lintas terkait pembangunan mal, pihaknya akan memanggil pihak yang bertanggungjawab atas pembangunan untuk membahas hal tersebut.

"Kami tidak melarang adanya pembangunan mal, tetapi kami berharap jika pembangunannya sesuai rencana tata ruang dan sesuai Amdal. Dalam hal ini juga ada keterlibatan Ditlantas, karena melihat dampak lalu lintasnya," ujar Wahyono kepada VIVAnews, Jumat 20 Januari 2012.

Dikatakan Wahyono, sampai saat ini hanya sebagian pengelola mal baru yang sudah berkoordinasi dengan kepolisian. Menurutnya, yang perlu dipahami dalam hal ini adalah jika akan membangun suatu pusat keramaian pasti ada arus balikan dan arus tarikan. Sebelum dibangun sebaiknya dibuat analisa pembangunan terlebih dahulu. Ini yang harus disiapkan.

Dia mengungkapkan, berdasarkan prediksi Japan International Corporation Agency (JICA), masalah kemacetan di wilayah DKI Jakarta akan bertambah complicated dan ruwet atau grid lock 2014.

Hal tersebut bukan saja karena masalah pertumbuhan kendaraan bermotor yang luar biasa dan tidak sebanding pertumbuhan jalan. "Tetapi juga semakin berkembangnya pembangunan pusat giat dan pemukiman yang tidak terkendali serta tidak sesuai rencana tata ruang dan wilayah," kata dia.

Untuk itu perlu adanya percepatan optimalisasi mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas secara makro, baik yang meliputi infrastruktur maupun regulasinya.

Wahyono menambahkan dengan adanya analisa dampak lingkungan, maka pihaknya sejak dini dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. "Yang kemudian dicarikan solusi pemecahannya secara terintegrasi," ucap dia.

Colliers melansir, mal-mal yang dalam tahap konstruksi dan rencananya diluncurkan tahun ini antara lain Kemang Village, Menteng Square, Kota Kassablanka, Pulomas X-'Venture, Ciputra World Jakarta, dan Pondok Indah Street Gallery. Kecuali Pulomas X-'Venture, sisanya masih berlokasi di Jakarta Selatan dan Pusat. Ditambah lagi, Agung Podomoro, dan Kuningan City Mall pada akhir tahun lalu.

Selain itu, Agung Podomoro juga tengah meneruskan pembangunan fasilitas perbelanjaan di kawasan residensialnya di Kalibata, yang berdiri di atas lahan seluas 60.000 ha-90.000 ha. Proyek yang ditargetkan selesai tahun depan ini bisa menampung 120 hingga 180 tenant.

Colliers menghitung, tahun ini pasokan kumulatif mal di Jakarta akan tumbuh hingga 5,6 persen atau seluas 335.456 meter persegi (m2). Pertumbuhan yang diramalkan bahkan lebih tinggi dibanding tahun lalu, di mana pasokan bertambah 4,5 persen menjadi 5,95 juta m2. (sj)