Anies Baswedan Dilatih Kakeknya Berdebat sejak 1990-an

Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan penulis Muhammad Husnil (kanan) menghadiri peluncuran buku Ketika Anies Baswedan Memimpin di Jakarta, Jumat (3/2).
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa

VIVA.co.id - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, blakblakan berbicara soal gaya kepemimpinannya di sela peluncuran buku Ketika Anies Baswedan Memimpin di Gramedia Matraman, Jakarta Timur, pada Jumat, 3 Februari 2017.

Salah satunya, kemampuannya dalam berdebat dan berdiskusi yang diakui berasal dari kakeknya, AR Baswedan, salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia.

AR Baswedan, kata Anies, mengajarkannya berdebat tanpa kekerasan. "Setiap saya pulang sekolah TK, jam sembilan-sepuluh, itu saya dijemput kakek saya dan diajak jalan kaki. Saya dipertemukan dengan banyak orang yang berbeda-beda dan semuanya diajak berdiskusi," ujarnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menambahkan, kemampuannya berdebat kian terasah setelah ayahnya, Rasyid Baswedan, merangsangnya untuk berdiskusi dengan siapa saja.

"Ayah saya menjadi promotor agar jangan pernah takut berhadapan dengan siapapun. Apapun kondisinya, lawan. Keluar, hadapi, dan jangan takut," kata Anies.

Menurutnya, perbedaan tak seharusnya dipermasalahkan. Justru menjadi ruang untuk dialog. Anies lantas menerangkan pengalamannya berdebat saat menjadi Ketua Senat Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

"Senat waktu itu dianggap bentukannya Orba (Orde Baru). Saya pernah berada dalam debat antara yang pro dan kontra dengan keberadaan Senat. Saya sudah biasa disorakin, dituding, macam-macam," katanya.

"Jadi, sebenarnya ketika ditanya kapan latihan debat, wah, latihan saya sejak tahun 1990-an," kata inisiator Indonesia Mengajar itu sembari tertawa.