Jawa Barat Mau Ubah Kurikulum SMA/SMK demi Serap Tenaga Kerja

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum usai menghadiri penyerahan ribuan sertifikat tanah untuk warga Depok pada Kamis, 27 September 2018.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana mengubah kurikulum pendidikan di tingkat SMA maupun yang sederajat demi menyerap banyak tenaga kerja.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan itu saat ditemui usai menghadiri penyerahan ribuan sertifikat tanah untuk warga Depok pada Kamis, 27 September 2018.

Uu menjelaskan, dasar gagasan rencana perubahan kurikulum itu perekonomian di setiap wilayah Jawa Barat, terutama di daerah penyangga Jakarta, tidak sama. Maka pemerataan tenaga kerja harus dimaksimalkan.

“Kita akan terapkan sesuai dengan kondisi wilayah lain, seperti Depok dan Bekasi, itu kan banyak tenaga kerja. Sedangkan ketika disurvei, masyarakat, katanya, menginginkan pembukaan lapangan kerja baru,” katanya.

Hal yang paling penting kini, menurutnya, adalah mengubah pandangan masyarakat mengenai bidang pekerjaan. Semestinya profesi tidak hanya dipandang dari sudut ijazah. Jika begitu, ketika seorang lulusan SMA merasa tak cocok dengan lowongan pekerjaan yang tersedia, dia terpaksa menganggur.

Selain itu, harus ada perubahan kurikulum untuk SMA/SMK yang merupakan kewenangan dari pemerintah provinsi. Maksud dari perubahan ialah pelajar dibawa untuk mengenal hal-hal baru sehingga siap menghadapi tantangan di masa mendatang.

“Dengan begitu saat keluar sekolah nanti ilmunya bisa digunakan. Contoh, dalam otomotif jangan belajar bagaimana mereparasi mobil tahun 80-an. Harus pakai sistem yang sekarang, misal, pemakaian injeksi, peralatan modern. Nantinya ketika mereka keluar sekolah ada keahlian lain yang bisa dimanfaatkan,” Uu berargumentasi. (ren)