Musim Kemarau Ancam Usaha Depot Air Bersih di Riau

Pemukiman penduduk di Kawasan Binjai, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau.
Sumber :
  • VIVAnews / Bambang Irawan

VIVA – Musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Riau belakangan ini banyak menimbulkan dampak negatif di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Bukan hanya bencana asap saja yang terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan, dampak lain yang ditimbulkan juga terjadi pada sektor ekonomi rakyat.

Beberapa usaha Depot Air di Pekanbaru mulai melakukan penghematan air akibat hujan yang tak kunjung turun. Musim kemarau yang sejak lama sudah diprediksi terjadi mulai merasakan dampaknya.

Bahkan ada juga yang menutup usahanya untuk sementara waktu karena tidak mampu melayani kebutuhan konsumen. Seperti yang diungkapkan seorang pengelola depot air, Rosidi.

"Kita tutup bang, sumur mulai kering. Semoga beberapa hari ke depan kita bisa buka lagi," kata Rosidi kepada VIVAnews, Minggu 22 September 2019.

Ungkapan senada juga dijelaskan Danang. Sejak beberapa pekan terakhir mereka kesulitan untuk mengatasi permintaan pelanggan untuk mendapatkan air minum. Sementara pasokan air mereka sudah mulai berkurang.

"terkadang kita harus membuat alasan lain. Tapi itulah kondisi yang terjadi akibat faktor alam. Kita juga khawatir jika konsumen akan pergi jika persoalan ini terus berlarut," cerita Danang.

Dalam waktu dekat, Danang berencana untuk melakukan penambahan modal usahanya dalam menyikapi permasalahan ini. Bahkan bukan tidak mungkin, ia juga akan melakukan penambahan biaya untuk pembangunan sumur baru.

"Ini usaha, kita harus temukan solusinya. Jika perlu harus tambah sumur baru. Sehingga saat kemarau tiba seperti sekarang ini resiko yang dialami tidak begitu besar," tutup Danang.

Kemarau yang terjadi sekarang ini sudah diprediksi melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru. Selama Juli, Agustus hingga masa peralihan September 2019 akan menjadi musim kemarau yang lebih parah dari periode sebelumnya. (ren)