Kasus COVID-19 RI Salip China, Tim Pakar Gugus Tugas Sebut Luar Biasa

Dr dr Erlina Burhan Sp.P(K), Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Dokter spesialis paru dan Juru Bicara RSUP Persahabatan dr Erlina Burhan merespons hasil survei Indikator Politik yang menyebut mayoritas masyarakat Indonesia memilih memprioritaskan ekonomi dibanding kesehatan di masa pandemi COVID-19.

Erlina mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati, sebab sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan, jumlah kasus positif COVID-19 naik signifikan. Sejauh ini belum ada penurunan berarti dalam kasus baru penularan maupun tingkat kematian. Bahkan, jumlah kasus infeksi di Indonesia sudah melampaui China.

“Kita sudah menyalip China, itu luar biasa. China itu penduduknya 1,6 miliar, kita penduduknya 270 juta, tetapi jumlah kasus yang terkonfirmasi lebih banyak [dari China],” kata Erlina, sebagaimana dikutip dari rilis survei nasional Indikator Politik, Selasa, 21 Juli 2020.

Baca: Gawat, Para Ahli Sebut Corona RI Bisa Tembus 700.000 Kasus Positif

Begitu banyaknya masyarakat yang meminta aktivitas perekonomian digulirkan kembali, Erlina menduga, akibat pengetahuan masyarakat tentang transmisi COVID-19 belum dipahami. Pemerintah juga belum berhasil menangani penyebaran virus mematikan itu.

Belakangan diketahui bahwa sarana transportasi, tempat-tempat wisata atau hiburan, termasuk kafe/restoran tempat kalangan muda berkumpul, juga gedung-gedung perkantoran, berpotensi besar menjadi sarana penularan COVID-19. Masyarakat pun tampak mulai tak waspada lagi di tempat-tempat keramaian.

Jika hasil riset Indikator Politik yang menyebutkan mayoritas masyarakat memilih ekonomi ketimbang kesehatan akan dijadikan acuan pemerintah dalam mengambil kebijakan, Erlina meminta prioritas ekonomi diseimbangkan dengan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

“Jangan dibiarkan diserahkan kepada masyarakat, tapi ada pemantauannya,” ujar Tim Pakar Dokter Gugus Tugas Nasional Penanganan COVID-19 itu.

Masyarakat juga perlu diedukasi secara masif sehingga bisa menjadi agen perubahan dalam menerapkan pola hidup baru. Masyarakat perlu diberikan informasi dan pemahaman yang lengkap mengenai COVID-19. Aktivitas perekonomian memang perlu berjalan lagi tetapi protokol kesehatan tetap mutlak harus dipraktikkan di semua kegiatan publik. (ase)