Gawat, Para Ahli Sebut Corona RI Bisa Tembus 700.000 Kasus Positif

Pandemi Corona, Virus COVID-19
Sumber :
  • vstory

VIVA – Jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia masih terus meningkat setiap hari. Bahkan, jumlah kasus di Indonesia sudah melampaui China, negara yang disebut-sebut sebagai asal virus corona.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Berdasarkan data Worldometers, hingga Minggu 19 Juli 2020 pukul 14.55 WIB, ada 84.882 kasus positif COVID-19 di Tanah Air.

Dari angka itu, 4.016 dinyatakan meninggal dunia akibat COVID-19 dan 43.268 pasien dinyatakan sudah sembuh.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Sementara itu, China memiliki 83.660 kasus positif COVID -19. Dari angka itu, 4.634 meninggal dunia dan 78.775 pasien sudah terbebas dari virus corona.

Baca juga: Harga Murah Daster Catherine Wilson hingga Ahmad Dhani Gebuki Haters

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Jumlah kasus positif COVID-19 itu membuat Indonesia berada di peringkat ke-25, naik satu peringkat dibanding sebelumnya. Indonesia menyalip China yang kini berada di peringkat ke-26.

Dalam perbincangan di program Apa Kabar Indonesia Malam tvOne, sejumlah pakar justru sempat berujar bahwa bukan tidak mungkin jumlah kasus sebenarnya di Indonesia itu mencapai 700.000 penderita corona?

“Perbandingan dari negara-negara tetangga, lalu ada China itu proporsinya kita jauh lebih tinggi meskipun baru saja melewati angka psikologisnya China. Bahkan kita kalau mau memang benar-benar, sebentar lagi melejitnya luar biasa, ini warning sebenarnya,” ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Ari Fahrial.

Di sisi lain, psikologis masyarakat pun saat ini sudah tidak dapat lagi menyerap pemahaman dari isitilah-isitilah baru corona yang kini diumumkan pemerintah.

Baca juga: VIDEO: Kronologi Anang-Ashanty Nyaris Tertipu 'Sultan Jember'

“Istilah tidak akan memperbaiki kinerja ya. Jadi kalau dihitung saja secara simple, artinya tidak ada perubahan karena nggak ada upaya yang lebih serius menangani untuk mencegah,” jelas Ahli Epidemiologi, dokter Pandu Riono.

Tak hanya itu, kekhawatiran paling besar saat ini adalah apakah jumlah yang ada sekarang benar-benar merupakan angka real yang ada di masyarakat atau justru bakal lebih melejit lagi?

“Kita kayaknya temen sama India di angka 8 persen jumlah persentase sampel yang telah telah diuji dan dilaporkan. Jadi kalau yang ditesnya di kita sudah sampai 10 juta orang, maka kasus yang ada di kita berarti 700.000. Persoalannya sebenarnya berapa jumlah kasus real yang ada di masyarakat? ini yang kita tidak tahu,” tegas Ahli Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Hasbullah Thabrany.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya