Pandemi COVID, KPAI Beberkan 3 Isu Anak yang Harus DIperhatikan Negara

Ketua KPAI Susanto
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan saat ini terdapat tiga isu besar terkait kondisi anak-anak Indonesia di masa pandemi COVID-19, yang harus segera diperhatikan oleh negara.

Isu pertama terkait penggunaan gadget (gawai) oleh anak anak. Belakangan ini semua anak diharuskan menggunakan gawai untuk ikut pembelajaran jarak jauh sebelum ruang kelas sekolah boleh digunakan kembali. KPAI melakukan survei sejauh mana kelekatan anak terhadap gawai.

“Dalam situasi COVID-19, kelekatan dengan dunia digital sangat tinggi, hampir 60 persen anak Indonesia banyak yang menggunakan media digital untuk pembelajaran jarak jauh," kata Susanto saat membuka peluncuran Risalah Kebijakan Indonesia Joining Forces (IJF) dengan KPAI secara daring, Minggu 16 Agustus 2020.

Baca juga: KPAI Beri Solusi Belajar Jarak Jauh Tak Selamanya Harus Daring

Dalam survei tersebut juga ditemukan adanya penyimpangan pengggunaan gawai oleh anak anak, yakni berupa konten-konten negatif dan tidak senonoh. 

“Ada 22 persen anak kita yang masih melihat tayangan tidak sopan, bermuatan pornografi, yang tidak sesuai dengan Indonesia," ungkapnya.

Kemudian isu kedua adalah terkait perlindungan anak dari aspek kesehatan. Menurut Susanto, dengan mengutip data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), setiap hari terdapat anak yang terpapar COVID-19.

"Ini menjadi perhatian dan PR besar bagi kita. Kalau tidak terus melakukan advokasi kepada penyelenggara negara, pemerintah, Pemda, dikhawatirkan penanganan akan semakin defisit," ujarnya.

Dan isu ketiga terkait layanan pendidikan. Di masa pandemi COVID-19 ini tidak semua anak Indonesia mendapatkan layanan terbaik dalam pendidikannya, mulai dari masalah kepemilkan gawai, jaringan internet, keterbatasan guru hingga faktor geografis.

“Ini tiga isu besar yang butuh perhatian negara. Apa pun kendalanya harus diperhatikan negara sehingga dalam kondisi ini negara hadir bagi anak-anak," kata Susanto. (ren)