Sindir Moeldoko, PD: Apa Keperluan Temui Segelintir Kader Tersingkir?

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

VIVA – Partai Demokrat dilanda prahara terkait isu kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Isu kudeta ini menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko yang disebut menemui sejumlah kader Demokrat.

Politikus Demokrat Rachland Nashidik heran dengan pernyataan klarikasi Moeldoko soal kudeta kepemimpinan AHT. Menurut dia, ucapan eks Panglima TNI soal kader Demokrat sebaiknya diborgol saja agar tak menemuinya aneh.

Rachland mempertanyakan tujuan Moeldoko yang notabene sebagai Kepala Staf Kepresidenan menemui sejumlah kader yang tersingkir.

"Kalau kader tidak boleh menemui saya, borgol saja", kata eks Panglima TNI tak kenal budi itu. Soalnya, Jenderal, bukan kenapa mereka menemui Anda. Tapi apa keperluan Kepala Staf Presiden menemui mereka -- segelintir kader yang tersingkir?" tulis Rachland di akun Twitternya, @RachlanNashidik yang dikutip pada Selasa, 2 Februari 2021.

Dia meminta agar Moeldoko tak bohong. Sebab, dari informasi yang diketahuinya justru Moeldoko yang datang menemui kader Demokrat di Hotel Aston Rasuna pada Rabu, 27 Januari 2021.

"Jangan bohong. Pertemuan itu bukan di kediaman tapi di hotel Aston Rasuna lantai 28, Rabu tanggal 27 Januari 2021 Pkl. 21.00. Anda datang ke situ, bukan mereka mendarangi Anda," tambah Rachland.

Nama Moeldoko dikaitkan dengan upaya kudeta kepemimpinan AHY. Elite Demokrat pertama yang menyebut manuver politik eks Panglima TNI itu adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Demokrat Andi Arief. Andi mengatakan Moeldoko dalam upaya pengambilalihan kepemimpinan Demokrat dapat restu dari Jokowi.

Pun, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyampaikan pihaknya masih menunggu respons Presiden Jokowi terkait adanya upaya kudeta oleh Moeldoko.

"Kami sebenarnya menunggu respons Bapak Presiden terkait surat kami kepada Bapak Presiden. Kami mendapat info kalau Bapak Presiden sudah membaca surat dari kami," kata Herzaky dalam keterangannya, Selasa 2 Februari 2021.

Herzaky juga memaparkan pengakuan sejumlah elit Demokrat yang bertemu dengan Kepala Staf Presiden Moeldoko. Dari situ diketahui ada tujuan atau niat pengambilalihan Partai Demokrat.

Tujuannya untuk kepentingan mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pemilu Presiden 2024. Tetapi upaya pengambilalihan Partai Demokrat yang dilakukan tersebut tidak dapat dibenarkan atau inkonstitusional.

Respons Moeldoko 

Diserang elite Demokrat, Moeldoko menanggapi isu kudeta dengan santai. Ia menyampaikan jika benar kudeta maka bukan dari luar partai. "Kalau ada istilah kudeta itu adalah dari dalam. Masa kudeta dari luar?," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin, 1 Februari 2021.

Dia menambahkan, bila pimpinan partai tak ingin anak buahnya pergi, maka sebaiknya dijaga. Bahkan, kalau perlu memakai borgol.

Baca Juga: SBY Singgung Cara Politik Beradab, PD Lempar Isu Kudeta Moeldoko

Moeldoko pun menyindir AHY baperan. Ia bilang seorang pemimpin partai harus kuat. "Saran saya, jadi seorang pemimpin harus pemimpin yang kuat. Janga mudah baperan. Jangan mudah terombang-ambing," ujarnya.

Dia tak menampik sempat bertemu dengan sejumlah kader Demokrat. Namun, menurutnya pertemuan itu dimaknai biasa saja dan bukan bermotif politik. Kata dia, sebagai eks Panglima TNI, punya kebiasaan bertemu dengan banyak kalangan termasuk para politisi.

"Konteksnya apa saya juga tidak mengerti. Dari ngobrol- ngobrol itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian. Berikutnya curhat tentang situasi yang dihadapi ya gue dengerin aja, gitu. Berikutnya ya sudah dengerin saja," kata dia.