Pakar Terorisme Ragukan Saudagar Muda Aceh Terlibat Teror Zakiah

Pengamat terorisme, Al Chaidar
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Pengamat Terorisme, Al Chaidar menyayangkan penangkapan polisi terhadap Muchsin Kamal yang merupakan seorang saudagar Banda Aceh. Menurutnya, pria tersebut tidak ada kaitannya dengan aksi serangan yang dilakukan Zakiah Aini di Mabes Polri, beberapa waktu lalu.   

“Sebagai peneliti tentang Terorisme saya sangat meyakini bahwa Muchsin Kamal atau biasa dipanggil Imam Muda (imeum muda) tidak bersalah dan sama sekali tak terkait dengan peristiwa serangan lone-wolf tersebut secara yuridis,” katanya, Selasa 6 April 2021

Al Chaidar menjelaskan, Muchsin Kamal lahir di Lampoh Saka, Peukan Baroe, Pidie 6 Juli 1991. Ia adalah seorang saudagar muda. Seperti kebiasaan pedagang di wilayah Pidie, kata Al Chaidar, Muchsin pun taat beragama namun amat rasional dalam mengelola bisnis bahkan bisa dibilang dia sangat sukses.

Adapun sejumlah usaha yang digelutinya yakni perkebunan sawit, dagang air-soft-gun, jual beli senapan angin dan perkebunan alpukat.

“Bisnis kebun alpukat bahkan sangat sukses dan mampu memperkerjakan banyak eks kombatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang tak terayomi oleh program reintegrasi pasca Memorandum of Understanding di Helsinki 2005,” kata dia.

Dosen di Departemen Antropologi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, ini mengungkapkan, Muchsin Kamal sangat anti terhadap ISIS (Islamic State of Iraq and Syam) dan membawa pemahaman yang sangat moderat setelah keluar dari penjara.

“Sebelum penangkapan kemarin sempat komunikasi beberapa rekannya, dan mereka berani menjamin Muchsin Kamal tidak tahu menahu dengan aksi lone-wolf Zakiah Aini di Mabes Polri Jakarta,” ucap Al Chaidar

Bahkan, lanjut dia, salah seorang rekannya, Agam Fitriadi, juga sependapat. Muchsin berjualan air-soft-gun murni bisnis dan tidak ada kaitan apa pun dengan terorisme, apalagi via transaksi online.

“Cuma saja kadarullah pembelinya melakukan aksi yang menyalahgunakan fungsi dari airsoft gun itu sendiri dan tentu juga keliru dari sisi agama.”

Berdasarkan catatan Al Chaidar, Muchsin pernah membentuk Muqawamah Media (www.muqawamah.com) pada 2014 untuk meng-counter syubhat dan propaganda ISIS di Indonesia.

“Media inilah yang sangat vokal membantah seluruh propaganda ISIS saat banyak pihak terpengaruh dengan ISIS di awal deklarasi mereka. Secara ideologi Muchsin sangat anti ISIS dan anti ideologi Takfiri,” katanya

Al Chaidar menyebut, Muchsin adalah seorang yang berguna bagi banyak orang.

“Dia sedang membuka lahan 10 hektare kebun alpukat di Beureunuen dan mempekerjakan mantan kombatan etno-nasionalis yang sedang dalam status sebagai pengangguran banyak acara. Kini bahkan Muchsin Kamal sedang dalam proses menggarap puluhan hektare tahap selanjutnya kebun alpukat di Sare, Aceh Besar,” ujarnya.