Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara Imbas Erupsi Gunung Ruang

Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado. .
Sumber :
  • VIVA.co.id/Supriadi Maud (Sulawesi Selatan)

Manado -- Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) dihentikan sementara. Bandara internasional itu pun ditutup sementara dikarenakan dampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).

General Manager PT. Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi, Maya Damayanti mengatakan, penutupan diberlakukan sementara mengingat adanya sebaran abu vulkanik. Menurut dia, dampak abu Gunung Ruang itu sudah terdeteksi berkat paper test yang dilakukan oleh pihak Angkasa Pura I mulai pukul 07.00 Wita.

"Berdasarkan hasil koordinasi dengan beberapa stakeholder yang terdiri dari Otband, BMKG, Airnav dan maskapai penerbangan, seluruh penerbangan hari ini, Kamis 28 April 2024 ditutup untuk sementara waktu. Kami harus melakukan pemberhentian sementara karena alasan keselamatan penerbangan tentunya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 18 April 2024.

Dia mengungkapkan bahwa Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado telah mengeluarkan pemberitahuan terkait penutupan sementara bandara melalui Notice To Airmen (notam) yang dikeluarkan AirNav Indonesia dengan nomor A0998/24 Notam untuk lokasi WAMM Manado/Sam Ratulangi.

Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, terpantau diselimuti awan kabut dari atas KM Bimasena yang digunakan oleh Tim Kantor SAR Manado mengevakuasi warga setempat, Rabu, 18 April 2024.

Photo :
  • ANTARA

"Notam tersebut berisi ringkasan penutup bandara karena abu vulkanik Gunung Ruang," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan Gunung Ruang Sitaro telah mengalami kenaikan status awas alias Level IV sejak 17 April 2024 pukul 21.00 Wita.

Kenaikan status tersebut, kata Hendra, disebabkan erupsi eksplosif gunung melontarkan material berupa bebatuan pijar dan abu disertai dan erupsi efusif yang disebut telah terjadi aliran lava.

"Jumlah kejadian gempa vulkanik dalam meningkat signifikan disertai getaran tremor vulkanik menerus dengan amplitudo overscale yang menandakan saat ini masih terjadi proses peretakan batuan disertai migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan dalam bentuk erupsi eksplosif berselingan dengan erupsi efusif (aliran lava)," katanya.