Komnas PA: 10 Tahun Pemerintah Tak Tanggap Isu Kekerasan Anak

Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa
VIVAnews - Kekerasan seksual pada anak di Indonesia semakin hari kian mengerikan. Informasi terakhir bahkan menyebut ada 200 paedofil yang masuk ke Indonesia tahun ini.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menegaskan, masalah ini sangat penting. Namun, ia menyayangkan minimnya perhatian Pemerintah Indonesia.

"Perlu ada peringatan luas mengenai kejahatan seksual anak, sehingga kami tidak bisa berjalan sendiri. Betapa pentingnya isu anak dimasukkan ke pemerintahan yang baru, namun kami kecewa sekali karena mereka sama sekali tidak menyebut hal itu. Padahal ini bahaya sekali untuk masa depan Indonesia, untuk generasi kita," ujar Arist kepada VIVAnews, Rabu 17 September 2014.

Arist mengatakan, kini paedofil internasional sudah berkeliaran dengan bebas di Indonesia. "Ini penghinaan bagi bangsa kita, disebut sebagai negara wisata seks bagi paedofil," kata dia.

Selama 10 tahun terakhir, Komnas PA menilai Kementerian Sosial dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, gagal menuntaskan masalah ini. Sebab, tidak ada program signifikan dari pemerintah untuk serius memberantas pelaku kejahatan seksual.

"Harus ada program reaksi cepat nasional, tapi kan itu butuh biaya yang besar. Saya masih tetap berharap ke pemerintah yang baru untuk meletakkan program ini sebagai prioritas, karena sudah ada fakta dan data," ucap Arist.

Sejauh ini, kata Arist, Komnas PA sudah melakukan sosialisasi terkait kejahatan seksual anak ke daerah-daerah. Sosialisasi ini semakin digencarkan sejak kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) terjadi.

"Kita punya 179 lembaga perlindungan anak di kabupaten dan kota, menjadi mitra kita untuk memberikan informasi ke desa-desa, mengenai apa itu paedofil, bagaimana antisipasinya," jelasnya.

Baca juga: