Pemuda NU Kecewa Gus Dur Batal Digelari Pahlawan Nasional

Dua mendiang negarawan RI, Taufiq Kiemas dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), beberapa tahun lampau.
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

VIVA.co.id - Menteri Sosial Khofifah, Indar Parawansa, memastikan Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dan Presiden kedua RI, Soeharto, tidak menerima gelar pahlawan dari pemerintah dalam peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2016. Satu orang yang akan menerima gelar pahlawan tapi bukan dua tokoh itu.

Beberapa jam setelah pernyataan Menteri Khofifah itu jadi berita, muncul tagar di dunia maya yang mengingatkan publik pada kebesaran jasa dan nama Gus Dur untuk bangsa ini. Tagar yang jadi perbincangan di lini massa itu, di antaranya, #gusduruntuknkri dan #gusdurpahlawan. Tagar itu bisa dilihat, di antaranya, di akun resmi Twitter milik organisasi Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur dan Kaum Muda NU (Nahdlatul Ulama).

Sekretaris Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jatim, Ahmad Tamim, mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah batal memberikan gelar pahlawan nasional untuk Gus Dur. Menurutnya, pikiran Gus Dur menjadi perekat keberagaman bangsa Indonesia sehingga dia dikenal sebagai tokoh pluralisme. 

"Sebab itu penting memberikan gelar pahlawan kepada Gus Dur sebagai pengetahuan kepada anak negeri pentingnya hidup damai dalam keberagaman," kata pria yang biasa disapa Gus Tamim itu pada Senin, 7 November 2016.

Tidak hanya di Twitter dan Facebook, Gus Dur juga menjadi perbincangan di grup-grup aplikasi percakapan WhatsApp aktivis NU sejak Minggu malam, 6 November 2016. Di antaranya di grup WhatsApp CyberNU, aktivis muda NU yang bergiat di dunia maya.

"Sebenarnya tidak penting gelar itu bagi Gus Dur. Namun di tengah situasi hari ini, di mana perpecahan atas nama agama tampak di pelupuk mata, kehadiran Gus Dur sungguh kami rindukan. #gusduruntuknkri," kata seorang pegiat CyberNU, Syukron Dosi.

Kendati nama Gus Dur dipastikan tak akan memperoleh gelar pahlawan tahun ini, aktivis NU masih bergembira dengan rencana pengukuhan lagu Hubbul Wathan atau Cinta Tanah Air sebagai lagu patriotik nasional. Lagu yang menyuarakan semangat nasionalisme itu diciptakan seorang pendiri NU, Abdul Wahab Chasbullah. (ase)