Blog Bahrun Naim, dari Pengamen sampai Geng Motor

Tampilan halaman depan blog milik Bahrun Naim yang kini bisa diakses lagi oleh publik, Jumat (16/12/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/www.bahrunnaim.space

VIVA.co.id – Blog pribadi milik Bahrun Naim, terduga teroris yang kerap disebut polisi sebagai dalang aksi terorisme di Indonesia kembali bisa diakses publik.

Dalam laman yang beralamat di www.bahrunnaim.space itu, Bahrun Naim sepertinya selalu memperbaharui blog yang pernah diblokir pemerintah tersebut.

Ini ditunjukkan dengan pembaharuan terakhir blog ini pada bulan Desember 2016, dengan total konten 49 artikel sepanjang tahun 2016.

Dalam satu unggahan yang dibuat Bahrun Naim, selain isinya memang menyerukan soal jihad dan teknik membuat bom. Bahrun juga menulis artikel yang terkesan santai dan tidak berhubungan dengan aksi kelompok Daulah Islamiyah.

Salah satunya adalah artikel yang berjudul '5 Hal Kecil Ini Tidak Mungkin Ditemukan Di Daulah Islam'

Artikel dengan 517 karakter ini, sepertinya dibuat Bahrun Naim untuk menampilkan sisi lain kehidupan kelompok Daulah Islamiyah di Suriah.

"Mungkin di dalam benak sebagian besar orang, kehidupan di Daulah Islam adalah kehidupan yang keras, kehidupan yang penuh dengan darah dan pertempuran. Pernyataan tersebut tidak salah, tapi tidak semua tempat berlaku demikian. Hanya tempat-tempat yang dekat dengan garis pertempuran saja yang mengalami hal demikian," tulis Bahrun seperti dikutip, Jumat, 16 Desember 2016.

Lima hal kecil yang kemudian disebut Bahrun Naim itu yakni, pertama, retribusi parkir. "Antum mau memarkir kendaraan seharian penuh, tidak akan ada yang menarik retribusi parkir. Bahkan mungkin malah dijagain sama syurthah murur (polisi lalu lintas)."

Kedua, pengamen. Menurut Bahrun Naim, tidak ada pengamen di tempat Daulah Islam yang kini ditempatinya. Lalu, ketiga, pajak. "Kalau di Indonesia lagi heboh-hebohnya amnesti pajak, tidak demikian halnya dengan Daulah Islam. Negara yang baru tumbuh kurang lebih dua tahun silam tidak menjadikan pajak sebagai sumber pemasukan negara."

Kemudian keempat, orkes tunggal. Bahrun Naim menyebut kebiasaan orkes tunggal kerap ada di Indonesia ketika acara pernikahan. Sementara di tempatnya kini tidak ada acara itu.

Dan terakhir kelima, geng motor. Dalam laman itu, Bahrun juga menyinggung tentang fenomena kejahatan itu di Indonesia. Bahkan ia juga menyindir salah seorang anggota Kopassus yang pernah tewas ketika di Kota Bandung karena geng motor.

Bahrun Naim menyebut jika geng motor itu adalah ulah ekspresi remaja yang berlebihan sementara Kepolisian di Indonesia tidak bisa tuntas menangani hal tersebut.

"Di Daulah Islam, para pengacau begini solusinya cuman dipajang dan dipertontonkan di alun-alun kota, atau di bunderan kota. Lengkap dengan busana segala musimnya yang berwarna oranye. Koq cuman dipajang dan dipertontonkan? iyaa... cuman itu, tapi kepala dan badannya terpisah lho yaa..."

(mus)