Survei Polmark: Jokowi-BG Kalahkan Jokowi-Gatot

Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan (dua dari kiri) berdIskusi dengan Presiden Jokowi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA - Lembaga Survei Polmark Indonesia merilis hasil survei nasional terkait Pemilihan Legislatif 2019 dan Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Survei dilakukan melalui wawancara langsung dengan 2.600 responden di seluruh provinsi di Indonesia yang diadakan pada 13 sampai 25 November 2017.

Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error 1,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Berdasarkan survei, bila Pileg 2019 digelar hari ini, Senin 18 Desember 2017, dan dibandingkan dengan suara pemilihan pada tahun 2014 lalu, elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan masih paling tinggi dibanding partai politik lain dengan 24,2 persen.

Sedangkan yang terendah adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Garuda dengan 0,0 persen suara. Namun, elektabilitas PDIP ternyata tak sebanyak suara responden yang memilih tak tahu harus memilih partai apa jika Pileg 2019 digelar hari ini.

"Selain itu, terjadi pembesaran cukup signifikan mereka yang pilihannya belum bisa diketahui. Sementara itu, Perindo merupakan satu-satunya partai baru yang mulai mendapatkan dukungan pemilih," kata Direktur Polmark Indonesia, Eep Saefullah, di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Senin 18 Desember 2017.

Untuk elektabilitas para tokoh, Joko Widodo masih unggul atas para pesaing lain, bahkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Jokowi ada di urutan pertama dengan 41 persen suara disusul Prabowo dengan 15,9 persen.

Lalu disusul oleh Direktur The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono dengan 1,2 persen suara, Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, dengan 1,0 persen suara, lalu ada Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dengan 0,9 persen suara, mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan 0,7 persen suara dan Basuki T Purnama (Ahok) dengan 0,3 persen suara. Ada pula pemilih yang belum menentukan pilihan yakni gabungan antara yang menjawab rahasia dengan tidak menjawab atau tidak tahu sebesar 35,7 persen suara.

"Jika pemilihan presiden dilaksanakan hari ini, secara spontan menyebut Joko Widodo 41 persen dan Prabowo Subianto 15,9 persen sebagai calon presiden, beberapa nama lain juga bermunculan. Namun angkanya jauh dibawah undecided voters sebesar 35,8 pesen," kata dia.

Ia menjelaskan bagian penting dalam survei yang ia lakukan adalah ada temuan yang menunjukkan tingginya referensi pemilih menyatakan setuju jika Joko Widodo dipasangkan dengan Budi Gunawan sebesar 65 persen. Mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan kembali Presiden Jokowi untuk memimpin kedua kalinya sebesar 52,5 persen sebab kinerja Jokowi dianggap terbukti dan dianggap peduli rakyat karena turun langsung kepada masyarakat.

Ini, kata dia, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan lebih dengan konfigurasi pasangan ini ke depan. Di mana dalam temuan survei ini konfigurasi pasangan lainnya berada beberapa poin di bawah pasangan konfigurasi pasangan Jokowi–Budi Gunawan antara lain Jokowi–Muhaimin (64%), Jokowi–Chairul Tanjung (64,6%), Jokowi–AHY (63,5%), Jokowi–Gatot Nurmantyo (63,1%) atau pun Jokowi–Anies Rasyid Baswedan (62,9%). Dibandingkan dengan Prabowo–Gatot Nurmantyo (63,5%), Prabowo–Chairul Tanjung (58,0%) atau Prabowo–Zulkifli Hasan (57,1%).