Platform Video Streaming Mesti Hidup Bersama Bioskop

Konsumsi Video Streaming Meningkat - Sorot Fenomena Layanan Bioskop Online.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, menginginkan perkembangan platform video-on-demand bisa tumbuh secara pararel dengan bioskop. Jadi tidak saling kanibal bisnis satu sama lain.

"Saya juga ingin agar keberadaan Viu dan bioskop yang ada berkembang secara pararel berkembang secara bersama tidak mematikan salah satu," kata Triawan saat acara penandatangan MoU dengan Viu di Kantor Bekraf, Jakarta, Senin 25 Februari 2019. 

Namun dua-duanya perlu berinovasi dan membangkitkan kreativitas agar tidak ditinggalkan oleh masyarakat, termasuk untuk platform video on demand (VoD).

Ia mengatakan dengan banyaknya kompetisi di industri tersebut, mengharuskan banyak kreativitas yang harus diciptakan. Pada 2015, Triawan mengatakan pernah ada pendapat untuk menghentikan pembangunan bioskop karena hadirnya platform video streaming.

Namun, akhirnya tidak terjadi karena keduanya berkembang bersamaan. Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Hutomo mengatakan hal yang sama. Pembuat film juga memiliki pemasukan dengan adanya platform streaming ini. 

"Itu yang harus dikembangkan di perfilman Indonesia bahwa penghasilan itu bukan hanya dari jumlah penonton, loh," kata dia.

Fadjar mencontohkan Disney mendapatkan pendapatan bukan hanya jumlah penonton, namun juga ada dari aspek lain seperti merchandise. Ke depannya, menurut Fadjar, pembuat film tetap menuju ke bioskop dan platform over the top (OTT). 

"Ketika kecepatan internet semakin cepat, Anda makin menyenangkan nonton di handphone tapi apakah kemudian orang meninggalkan bioskop? Enggak. Anda butuh tetap datang sama pasangan ke bioskop. Ada market-nya sendiri-sendiri gitu," ujar Fadjar. (dhi)