Big Data, Jurus Teknologi Obama

Big Data Obama
Sumber :
  • REUTERS

VIVAnews – “Mari lakukan apa yang kita semua sepakat: jaga pajak kelas menengah rendah. Berdiri bersama Presiden Obama.”

Untaian kalimat itu menyambut pengunjung www.barackobama.com, laman pribadi Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Di bawah pesan itu, ada tempat kosong mengisi alamat e-mail dan kode pos agar bisa masuk ke dalam halaman tersebut. Begitu masuk, ternyata ada ajakan untuk menyumbang dana. Ada tiga cara untuk menyumbang: langsung lewat web, lewat e-mail, dan lewat pesan singkat.

Bagi pengunjung yang tidak ingin sisihkan dana, bisa juga sumbang cerita. Maka, di laman itu, tersedia fitur “Ceritakan Kisahmu,” yang dapat diisi melalui akun Facebook dan Twitter. Ada 13 topik yang dapat dipilih untuk diceritakan dan salah satunya berkaitan dengan isu pajak.

Sumbangan dan aspirasi ini menjadi cara Obama mengikat dukungan dari masyarakat untuk mengegolkan janji-janji kampanyenya. Dan janji kampanye yang sedang ditentukan nasibnya saat ini adalah soal mempertahankan pajak rendah bagi mayoritas rakyat Amerika, namun menerapkan kenaikan pajak bagi segelintir orang kaya. Obama berjanji, pajak lebih rendah bagi orang yang berpenghasilan di bawah US$250 ribu. Cara itu dia yakini bisa melindungi 98 persen rakyat Amerika.

Partai Republik, kubu oposisi yang gagal memenangkan Mitt Romney pada Pemilu Presiden 6 November lalu, sejauh ini menolak segala bentuk kenaikan pajak. Dan sayangnya, Dewan Perwakilan Rakyat yang berwenang membuat aturan ini dikuasai Partai Republik. Walau sudah berbulan-bulan, negosiasi Republik dengan Demokrat masih buntu.

Solusi untuk keadaan ini cuma dua, pertama, melobi Republik untuk bersedia melunak, dan kedua, merayu rakyat bersama-sama mendesakkan agenda ini. Untuk yang pertama, butuh dana membayar pelobi; donasi publik pun menjadi penting. Untuk yang kedua, Obama terbukti ahlinya.