Google Ungkap Topik Terbanyak Dicari saat Ramadan
- www.pixabay.com/422737
VIVA.co.id – Google merilis data terbaru terkait penggunaan internet. Survei dilakukan kepada konsumen Indonesia menjelang dan selama bulan Ramadan tahun ini.
Senior Analyst Google Indonesia Ariani Dwijayanti menjelaskan, Google mendalami wawasan yang berhubungan dengan perilaku orang saat bulan suci umat Muslim itu tiba.
Ariani menyebutkan Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia selalu menyambut Ramadan sebagai momen penting. Tradisi-tradisi mereka pun banyak yang berubah, seiring datangnya Ramadan. Google mencatat pada 2016, perekonomian Indonesia tumbuh sebanyak 5,02 persen saat Ramadan.
"54 persen berasal dari kontribusi rumah tangga, seperti belanja kebutuhan sehari-hari. Konsumsi rumah tangga ini juga naik sebanyak 30 persen," katanya di Kantor Google, Sentral Senayan II, Jl. Asia Afrika No. 8, Jakarta Pusat, Kamis 4 Mei 2017.
Prediksi pencarian populer
Selain itu, Google juga memantau penggunaan ponsel yang dipakai masyarakat Indonesia selama Ramadan. Ariani mengatakan, penggunaan smartphone tercatat kian tinggi. Hal ini dikarenakan banyak dari mereka yang mencari resep masakan maupun membeli berbagai macam barang menjelang Lebaran.
"Kami meriset tentang aktivitas para pengguna YouTube dan Google selama Ramadan tahun lalu, guna mencari tahu hal-hal yang dicari oleh konsumen di internet selama bulan suci ini. Apa implikasinya bagi para pelaku marketing di tahun 2017," ujarnya.
Berdasarkan perilaku konsumen pada 2016, Google memprediksikan empat hal yang banyak orang cari di Google dan YouTube selama Ramadan 2017. Google memperkirakan pengguna internet Indonesia akan memanfaatkan ponselnya untuk mencari info tentang ‘cara untuk menjadi pribadi yang lebih baik’, ‘cara untuk menjadi cantik luar dalam’, ‘ragam kuliner’, serta ‘diskon menarik’.
"Berbeda dari tahun 2015 yang mana ‘tiket kereta api' adalah kata yang paling banyak dicari selama bulan puasa. Kalau di tahun 2016, 'Al Quran' yang paling banyak dicari dengan volume pencarian meningkat hingga 9 kali lipat. Mungkin karena banyak orang yang mulai membaca Al Quran secara online," ujarnya.