Gen Z Tinggalkan Smartphone

Nokia 110 4G.
Sumber :
  • specs-tech.com

VIVA Tekno – Ponsel fitur diketahui mempunyai harga yang lebih murah jika dibandingkan ponsel canggih. Menurut sebuah laporan baru, ponsel model seperti ini menjadi semakin populer di kalangan pengguna Gen Z tertentu yang ingin membatasi waktu layar mereka.

Gadget yang populer pada awal tahun 2000 ini telah lama populer di negara berkembang, seperti Timur Tengah, India, dan Afrika karena harganya yang murah, melansir dari situs Tech Spot pada Rabu, 12 April 2023.

Wilayah ini menghasilkan 80 persen dari penjualan ponsel berfitur pada tahun 2022, tulis penelitian Counterpoint. Tetapi popularitasnya baru-baru ini menurun. Sementara di negeri Paman Sam, itu sedang meningkat.

Di Amerika Utara, pasar basic phone ini cukup datar. Tapi analisis melihat ke depannya itu akan meningkat hingga lima persen dalam lima tahun ke depan berdasarkan masalah kesehatan masyarakat yang ada di luar sana. 

HMD Global, pemegang lisensi merek Nokia, menjual puluhan ribu ponsel flip fiturnya di AS setiap bulan selama tahun 2022. Namun peningkatan ini berbeda dengan penjualan ponsel fitur globalnya, yang menurut perusahaan sedang turun.

Nokia 2660 Flip

Photo :
  • Nokia

Alasan tren yang mengejutkan ini diperkirakan adalah Gen Z –mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, saat ini berusia 11 hingga 26 tahun– bosan dengan layar dan mencoba mengurangi waktu layar untuk melindungi kesehatan mental mereka, kata Jose Briones.

Dampak kesehatan mental berasal dari aplikasi media sosial. Misalnya saja seperti Meta yang baru-baru ini terungkap bahwa perusahaan tahu betapa merusaknya Instagram pada kesejahteraan mental anak muda. 

Utah, sementara itu, adalah salah satu dari beberapa negara bagian yang mendorong undang-undang media sosial yang mewajibkan izin orang tua bagi remaja untuk membuka akun.

Peningkatan popularitas ponsel berfitur telah menguntungkan perusahaan seperti Light, pencipta Light Phone 2, yang dielu-elukan sebagai perangkat hebat untuk produktivitas berkat kurangnya gangguan yang ditemukan di smartphone pada umumnya.

"Kami tidak anti-teknologi. Tapi ini tentang secara sadar memilih bagaimana dan kapan menggunakan aspek teknologi mana yang menambah kualitas hidup saya," kata Pendiri Light, Joe Hollier.