Doku Masuk Pasar UMKM

Ilustrasi digitalisasi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Tekno – Partisipasi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM di pasar digital pada Juni 2023 mencapai 21 juta dari target 30 juta UMKM di 2024. Sebanyak 2,9 juta produk UMKM juga telah masuk dalam e-Katalog dari target 5 juta produk.

Sedangkan untuk belanja di BUMN melalui website PaDi untuk membeli produk UMKM telah mencapai Rp22 triliun dengan melibatkan sekitar 17.200 UMKM.

Kementerian Koperasi dan UKM mengajak penyedia jasa teknologi keuangan (fintech) untuk mengembangkan efisiensi UMKM menjadi lebih adaptif, kontributif dan berkelanjutan.

“Salah satunya terkait digitalisasi dan pendanaan UMKM," kata Pelaksana Harian Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Rulli Nuryanto di Jakarta, Senin, 3 Juli 2023. Ia juga menuturkan teknologi berkembang begitu cepat.

Jika sebelumnya pada industri 4.0 mendorong digitalisasi dalam segala hal, pada industri 5.0 kian berkembang dan berfokus pada integrasi antara teknologi dengan keahlian manusia guna mendorong sistem produksi lebih efisien, fleksibel dan berkelanjutan.

Menuju industri 5.0, Rulli menilai peluang utama berada pada anak-anak muda yang merupakan bagian mayoritas dari komposisi penduduk Indonesia.

Hal itu didukung dengan potensi ekonomi digital nasional yang begitu besar karena 41 persen total transaksi ekonomi digital di ASEAN berasal dari Indonesia.

"Termasuk peluang lainnya, yaitu tingginya minat pelaku UMKM untuk mempraktikkan bisnis hijau/ramah lingkungan 94-95 persen. Digitalisasi tentunya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas UMKM terutama pada perluasan pemasaran dan mempermudah transaksi keuangan serta pencatatan transaksi keuangan," paparnya.

Ilustrasi Revolusi Industri 4.0.

Photo :
  • www.pixabay.com/geralt

Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Doku Chris Yeo mengaku ingin membantu perluasan pasar dan percepatan proses digitalisasi UMKM dengan meluncurkan inisiatif baru pembiayaan bernama Juragan Doku.

Platform pembayaran dan penyedia solusi pembayaran berbasis teknologi tersebut menawarkan cara terima pembayaran yang cepat, mudah dan lengkap baik online maupun offline bagi para penjual di media sosial atau yang lebih dikenal dengan sebutan social sellers.

"Mereka jadi target pasar utama bagi Juragan Doku," tutur Yeo. Ia menuturkan selama 16 tahun berdiri, Doku hanya fokus untuk melayani perusahaan dan pemilik usaha skala besar saja.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi di masa depan berasal dari UMKM, yang masa pandemi Covid-19 mengalami pertumbuhan yang cepat dan masif dalam e-commerce.

Oleh karena itu, Yeo mencoba membantu pelaku UMKM mengembangkan bisnis dengan inisiatif pembayaran baru yang diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan jumlah transaksi sukses saja, namun juga mendukung social sellers untuk memperluas basis pelanggan mereka dengan tersedianya berbagai metode pembayaran.

"Apa yang mereka butuhkan adalah sesuatu yang mudah digunakan karena sebagai contoh jika berjualan secara online banyak sekali aplikasi yang berbeda dan untuk memantau transaksi di berbagai aplikasi itu tidak mudah. Ini yang kami coba untuk lakukan sehingga berjualan di social commerce menjadi lebih mudah," ujarnya.

Head of SME Doku, Angga Narendra, menjelaskan fitur dalam program khusus untuk UMKM tersebut melayani terima pembayaran instan dengan fitur-fitur langsung pakai tanpa integrasi seperti payment link, e-katalog, QRIS dan instant checkout. Dimulai pada Januari 2023, sudah terdapat sekitar 10 ribu UMKM yang telah mendaftar.

"Di kita benar benar kurang dari 24 jam (QRIS) sudah pasti verifikasi. Salah satu produk yang unggulan kita payment link dan hanya butuh tiga kali klik, dan pelanggan tidak perlu mengunduh aplikasi apapun," sebut Angga.

Selanjutnya, Juragan Doku juga akan membangun ekosistem kebutuhan bisnis UMKM mulai dari logistik, POS (point of sales) hingga kebutuhan keuangan lainnya.