2017, Twitter Rajai Konten Negatif di Indonesia

Ilustrasi Twitter.
Sumber :
  • REUTERS/Thomas White

VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan laporan konten negatif dari berbagai media sosial dan platform pesan instan, mulai dari Twitter, Telegram, Facebook, Instagram, BBM, Line, dan lainnya.

Dari laporan tersebut, Twitter menjadi media sosial yang paling banyak diadukan konten negatif. 

"Pada Agustus 2017, aduan konten negatif di Twitter ada lebih dari 521 ribu," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kominfo, Noor Iza kepada VIVA, Selasa 2 Januari 2018.

Sementara itu, pada bulan lainnya, jumlah aduan tidak sesignifikan jumlah pada Agustus. Pada Oktober, misalnya ada 76 aduan, Desember (44 aduan), Maret dan Juni (satu aduan). 

Sedangkan media sosial dan platform pesan instan lainnya, jumlah konten negatif yang diadukan tak sebanyak Twitter. Setelah Twitter, media sosial yang paling diadukan, yaitu Facebook dan Instagram, paling banyak aduan konten negatif terjadi pada November 2017, dengan jumlah keduanya yakni 166 aduan. 

Mengenai konten negatif yang diadukan, secara umum kebanyakan adalah terkait pornografi, SARA, fitnah, dan perjudian. 

Untuk SARA, secara total pada 2017, muncul 16 ribu lebih aduan, pornografi 19 ribu aduan, fitnah dan perjudian lebih dari 7.000 aduan. Konten negatif lainnya yang masuk aduan seperti kekerasan, radikalisme, pelanggaran keamanan informasi, dan lainnya.