Kenali Ciri-ciri Seseorang Berbohong dari Bahasa Tubuh
- U-Report
VIVA Lifestyle – Tidak ada orang yang suka dibohongi. Sayangnya, terkadang sulit untuk mengetahui kapan seseorang mengatakan yang sebenarnya. Apalagi semua manusia memiliki kemampuan untuk berbohong.
Tapi jangan khawatir. Para ahli membeberkan cara untuk mengenali tanda-tanda ketidakbenaran. Dilansir dari TIME, kamu harus mempunyai dasar bagaimana seseorang bertindak ketika berkata jujur.
Menurut pakar bahasa tubuh Traci Brown, perhatikan bagaimana seseorang menanggapi pernyataan dasar seperti ‘dari mana asalmu?’ Ke mana matanya mengarah? Atau bagaimana suaranya?
Yuk scroll ke bawah!
Sementara dari penjelasan dr. Lillian Glass, penulis The Body Language of Liars, perubahan perilaku dapat dilihat dalam empat kategori yaitu gerakan tubuh, ekspresi wajah, nada suara, dan isi pembicaraan.
Di sisi lain, mungkin sulit secara akurat menafsirkan seseorang melalui bahasa tubuh karena barangkali seseorang merasa tegang atau tidak terlihat nyaman karena berbagai alasan.
Misal, mudah untuk membayangkan menghindari kontak mata seperti yang sering dikaitkan dengan berbohong. Padahal aksi tersebut belum tentu berhubungan dengan berbohong. Bisa saja timbul perasaan cemas atau malu.
Terlepas dari itu semua, tetap ada sinyal yang disarankan oleh para ahli bahasa untuk diwaspadai apakah seseorang sedang mengatakan yang sebenarnya atau tidak.
Isyarat tubuh
- Tangan
Pembohong cenderung menggunakan gerakan dengan tangan mereka setelah berbicara sebagai lawan selama atau sebelum percakapan. Taci mengungkapkan pikiran pembohong melakukan terlalu banyak hal termasuk mengarang cerita.
“Gerakan yang sangat normal biasanya terjadi tepat sebelum dan setelah pernyataan,” ujarnya.
Ketika orang tidak jujur, mereka juga cenderung menjauhkan telapak tangannya dari kamu. Ini merupakan sinyal secara tidak sadar kalau mereka menahan informasi, emosi, atau bahkan kebohongan.
- Gatal dan gelisah
Menggoyangkan tubuh ke depan dan belakang, memiringkan kepala ke samping, atau menyeret kaki juga bisa menjadi tanda kebohongan.
Kondisi ini disampaikan oleh Glass yang menyelesaikan beasiswa pasca-doktoral di University of California, Los Angeles (UCLA) yang berfokus pada psikologi serta komunikasi verbal dan non-verbal.
Ketika gugup, fluktuasi dalam sistem saraf dapat mendorong orang untuk merasakan gatal atau kesemutan di tubuh, yang pada akhirnya dapat menimbulkan lebih banyak kegelisahan.
Isyarat wajah
- Mata
Seseorang yang berbohong mungkin menatap atau memalingkan muka pada saat genting. Keadaan saat mereka memalingkan pandangan, pembohong sedang mencoba memikirkan apa yang harus diucapkan lagi.
Tetapi sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan di Plos One membantah konsep bahwa melihat ke arah tertentu adalah perilaku sedang berbohong.
Di sisi lain, Glass berpendapat bahwa ada beberapa kebenaran yang bisa dilihat dari mata.
- Bibir
Penelitian yang dilakukan UCLA menemukan bahwa orang yang berbohong cenderung mengerucutkan bibir ketika mendapatkan pertanyaan sensitif. Mengerucutkan bibir juga bisa berarti seseorang tidak ingin terlibat dalam percakapan, kata Glass.
“Itu adalah refleks naluriah yang berarti Anda tidak ingin berbicara,” tuturnya.
- Perubahan warna kulit
Pernah melihat seseorang menjadi pucat ketika berbicara? Itu bisa menjadi tanda ketidakbenaran menurut Glass. Kondisi tersebut diartikan adanya darah mengalir ke bagian wajah.
- Berkeringat dan kekeringan
Perubahan sistem saraf otonom mampu memicu pembohong berkeringat di area T wajah (bibir atas, dahi, dagu, dan sekitar mulut) atau kekeringan di mulut serta mata. Pembohong mungkin berkedip atau menyipitkan mata secara berlebihan, menjilat atau menggigit bibir bahkan menelan dengan keras.
Nada suara
- Suara bernada tinggi
Saat gugup, otot-otot di pita suara mungkin menegang (respons naluriah terhadap stres), membuat suara terdengar begitu tinggi. Berdehem terkadang juga bisa menandakan ketidakjujuran.
- Perubahan volume yang tiba-tiba
Orang berbohong juga cenderung meninggikan suaranya. “Kadang-kadang Anda akan menjadi lebih keras karena menjadi defensif,” ucap Glass.
Isi pembicaraan
Frasa seperti ‘aku ingin jujur kepadamu’, ‘sejujurnya’, atau ‘biarkan aku mengatakan yang sebenarnya’: ini bisa menjadi tanda seseorang barangkali berusaha terlalu keras untuk meyakinkanmu tentang kejujuran mereka.
Menggunakan kata-kata seperti ‘uh’, ‘seperti’, dan ‘um’ juga menjadi indikator umum penipuan. Glass menyatakan bahwa orang cenderung menggunakan kata-kata ini lebih banyak ketika pembohong mencoba mengulur waktu untuk mencari tahu apa yang bakal dikatakan selanjutnya.