Ibu Hamil Wajib Tes Hepatitis, Ini Alasannya

Ilustrasi kehamilan.
Sumber :
  • Pixabay/ ekseaborn0

VIVA – Setiap wanita yang sedang hamil, diwajibkan melakukan tes hepatitis B. Ini dilakukan untuk menghindari penularan hepatitis B yang berisiko tinggi pada janin di dalam kandungan.

Para wanita disarankan mengetahui kondisi hepatitis B sejak sebelum menikah. Sebab, hepatitis B bisa menular melalui hubungan seksual, bahkan menular kepada janin.

"Penularan Hepatitis B terbagi dua, yaitu horizontal dan vertikal. Kalau horizontal, tertular dari donor darah atau hubungan seksual. Sementara, vertikal dari ibu hamil ke janinnya," ujar Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH, dalam temu media Philips, di Jakarta, Kamis, 26 Juli 2018.

Bahkan, penularan vertikal ini sangat tinggi terjadi di Indonesia sebesar 80 persen. Sehingga, saat ibu sudah terlanjur mengidap hepatitis B, anak yang baru saja dilahirkan harus segera diberikan vaksin beserta imunoglobulin dalam waktu kurang dari 12 jam.

"95 persen pemberian vaksin kurang dari 12 jam akan memproteksi anak dari hepatitis B, karena virus belum masuk ke inti sel. Bahaya kalau anak tidak diberikan langsung atau sudah melebihi 24 jam, virus sudah memasuki inti sel dan membahayakan organ hati," tuturnya.

Anjuran pada ibu dengan virus hepatitis yang sangat tinggi, harus ada pemberian obat lebih banyak untuk turunkan virus pada ibu. Baru, setelah melahirkan anak diberikan vaksin plus imunoglobulin.

"Masih ada 5 persen kegagalan dari peluang proteksi. Ini biasanya terjadi pada ibu dengan virus hepatitis yang sangat tinggi. Tapi, jika ibu sudah diberi obat terlebih dahulu, maka proteksi bisa mencapai 100 persen," jelasnya.