Hati-hati, Kebanyakan Minum Bisa Sebabkan Gangguan di Otak
- Pixabay/priyanka98742
VIVA – Istilah dehidrasi atau kekurangan cairan tentu sudah sangat sering Anda dengar. Tapi, bagaimana dengan hiperhidrasi atau kelebihan cairan?
Menurut dr Irsan Hasan, SpPD-KGEH, hiperhidrasi terjadi karena banyaknya cairan di dalam tubuh. Penumpukan cairan di dalam tubuh ini bisa menimbulkan efek yang disebut dengan hipervolemia.
Lantas, seperti apa hiperhidrasi itu dan bagaimana mengenalinya? Irsan membahasnya melalui sejumlah mitos dan fakta kelebihan cairan di dalam tubuh berikut.
Menurutnya, gemar makan garam bisa membuat kelebihan cairan adalah fakta. Tapi, tentu tidak semudah itu terjadi penumpukan cairan karena mengonsumsi garam.
Garam memang bisa menahan cairan tapi bisa juga disebabkan oleh kurang buang air kecil. Perlu diketahui bahwa tubuh mempunyai mekanisme kompensasi, di mana pada konsumsi garam berlebih, akhirnya akan dibuang oleh tubuh.
Hiperhidrasi pun terjadi bukan hanya karena garam. Minum banyak air juga bisa menjadi racun dalam tubuh kita. Dalam dunia kedokteran, air memang molekul yang tidak beracun tapi jika minum terlalu banyak, ada beberapa zat dalam tubuh yang mengencer, salah satunya adalah natrium.
"Natrium yang encer di dalam tubuh itu disebut dengan dilusi dan bisa membuat otak bengkak, terjadi gangguan di otak sehingga membuat orang menjadi bingung sampai kesadarannya menurun," ujar Irsan dalam acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Selasa, 6 November 2018.
Sementara mengenai orang yang kelebihan berat badan, kata dia, bukan berarti cairan tubuhnya kebanyakan. Menurut dia, gemuk itu memiliki banyak lemak, bukan air di dalam tubuhnya.
"Cairan memang bisa membuat tubuh bengkak, tapi tidak semua bengkak disebabkan oleh air," katanya.
Soal penderita penyakit jantung mengalami kelebihan cairan, Irsan menegaskan, itu hanya mitos. Perlu diketahui bahwa penyakit jantung bisa disebabkan oleh berbagai hal. Pada penyakit jantung koroner, kaitannya adalah dengan pembuluh darah. Sedangkan pada jantung yang tidak bekerja membuat cairan tidak bisa bersirkulasi sehingga menimbulkan bengkak.
Penderita penyakit liver punya cairan berlebih di dalam tubuh pun cuma mitos. Pasien penyakit hati memang bisa terjadi penumpukan cairan, tapi itu tidak selalu terjadi karena pada liver yang mengerut atau mengecil, dan tekanan tinggi, bisa terjadi bengkak-bengkak.
Sementara wanita hamil cenderung mengalami kelebihan cairan adalah fakta. Kehamilan dan faktor hormonal membuat cairan berlebih, namun ini tidak membahayakan. Retensi atau cairan yang tertahan pada masa kehamilan memang bisa membuat bengkak, tapi bengkak pada wanita hamil bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Sedangkan perut bengkak dan mual bukan tanda kelebihan cairan. Kelebihan cairan tidak selalu membuat mual dan rasa penuh. Kelebihan cairan karena minum yang banyak memang bisa membuat kembung, tapi pada hipervolume, penderita justru tidak merasakan apa-apa karena cairan ada di pembuluh darah bukan di lambung.
Karena itu, Irsan menyarankan bahwa orang yang kelebihan cairan harus membatasi minum. "Namun perlu diingat bahwa penumpukan cairan bukan hanya karena kebanyakan minum, tapi bisa karena cairan yang keluar sedikit," ucapnya.