Yang Lebih Berisiko Picu Kanker Paru, Asap Rokok atau Polusi Udara?

Ilustrasi kanker paru-paru.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Polusi udara Ibu Kota DKI Jakarta dalam dua bulan terakhir ini tercatat paling buruk di dunia. Kontribusi polusi udara terhadap masalah kesehatan pun sangat erat kaitannya.

Namun, tak sedikit yang mempertanyakan bahaya asap rokok dibandingkan polusi udara. Lantas mana yang lebih berbahaya bagi kesehatan dan memicu kanker paru?

Faktanya, dua hal tersebut memiliki peran sebagai pemicu kanker paru. Pada perokok aktif memiliki peluang 13 kali lipat terhadap kanker paru dibandingkan mereka yang tidak merokok. Namun, perokok pasif juga berisiko mengidap kanker paru sekitar empat kali lipat besarnya.

"Sebanyak 85 persen kanker paru di dunia disebabkan rokok. Sementara polusi udara menyumbang 4 persen pemicu kanker paru," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr. dr. Agus Dwi Susanto Sp.P(K)., dalam temu media di kantornya, Rabu, 31 Juli 2019.

Agus menuturkan bahwa asap rokok pada perokok aktif terhirup secara langsung dan membuat paru-paru rusak. Bahan kimia berbahaya di dalamnya bersifat karsinogenik, sehingga paparannya membuat sel kanker tumbuh.

"Polusi udara kan masih bisa tersaring lewat hidung melalui organ hidung dan tenggorokan, tidak langsung merusak paru. Apalagi polusi juga tidak terhirup setiap hari bagi sebagian orang," kata dia.

Adapun zat kimia di dalam rokok yang membuat kerusakan pada paru-paru mengendap dalam waktu lama. Hal ini lantas membuat kanker paru akibat rokok terjadi dalam kurun waktu yang lama.

"Penyaring di paru-paru rusak akibat bahan kimia rokok. Lalu sel itu bisa tumbuh lagi tapi tidak mulus dan berubah sifatnya menjadi sel kanker," kata dia. (tsy)