Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Sekarang Skrining Kanker di Puskesmas Gratis

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTAKanker masih menjadi salah satu masalah kesehatan tertinggi di dunia yang juga dialami oleh banyak orang Indonesia. Di sini, sebagian besar pasien baru mencari pertolongan medis ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut. Akibatnya, 90 persen penderita kanker tidak mendapatkan pengobatan optimal yang kemudian dapat berujung pada kematian.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Padahal jika masyarakat sadar akan pentingnya deteksi dini dan skiring kanker lebih awal, maka kanker dapat terdeteksi lebih cepat dan meningkatkan peluang hidup yang lebih baik. Scroll untuk informasi selengkapnya.

"Kanker telah menjadi salah satu masalah kesehatan tertinggi di dunia. Trennya terus meningkat sejak tahun 2008, dan diperkirakan pada tahun 2040 akan ada 29,5 juta kasus baru dan 16,3 juta kematian akibat kanker,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Maxi Rein Rondonuwu, di acara 5K Amazing Run yang digelar AstraZeneca di Jakarta, baru-baru ini. 

Menkes: Kalau Mau Mencapai Indonesia Emas 2045, Masyarakat Harus Sehat dan Pintar

Akan tetapi, dunia teknologi kesehatan kini sudah berkembang dengan sangat pesat. Untuk melakukan deteksi dini dan skrining kanker saja masyarakat bisa melakukannya dari mana pun dan kapan pun. Dengan perkembangan inovasi obat dan teknologi untuk deteksi kanker, kanker bukan lagi sesuatu yang perlu ditakutkan, asalkan skrining kanker dilakukan sejak dini dan secara rutin. Apabila kanker dapat dideteksi pada stadium awal, tingkat kesembuhan pasien dapat jauh lebih tinggi dibandingkan stadium lanjut.

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor

"Kami sudah melakukan berbagai perbaikan dalam program skrining kanker. Siapa pun dapat pergi ke Puskesmas dan menjalani pemeriksaan kanker paru-paru, selain kanker payudara dan serviks. Kami baru saja menambahkan program skrining kanker paru-paru,” jelas Maxi.

“Saat ini, siapapun bisa melakukan skrining kanker paru-paru di Puskesmas secara gratis, dan jika berisiko tinggi, pemerintah akan menanggung biayanya untuk mendapatkan skrining yang lebih menyeluruh dengan menggunakan CT scan dosis rendah di rumah sakit tersebut," sambungnya.

Sebagai bagian dari kepemimpinan dan komitmen perusahaan dalam bermitra dengan Kementerian Kesehatan untuk memperkuat ekosistem layanan kesehatan dan mengatasi kesenjangan dalam perawatan kanker, banyak pihak termasuk pemerintah menyadari bahwa skrining kanker memainkan peranan penting dalam memberikan hasil terbaik bagi pasien serta mengurangi angka kematian.

Sebagai perusahaan biofarmasi global yang berdedikasi untuk memajukan penelitian dan inovasi onkologi, AstraZeneca memimpin revolusi dalam onkologi dengan ambisi untuk menyediakan obat untuk kanker dalam segala bentuk, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan segala kompleksitasnya dalam memahami kanker guna menemukan, mengembangkan, dan memberikan kehidupan kepada pasien melalui pengobatan yang dapat mengubah hidup mereka.

"Kami sangat mengapresiasi kemitraan Kementerian Kesehatan dan organisasi pasien dalam menyelenggarakan acara hari ini, yang menunjukkan pentingnya kemitraan pemerintah-swasta dalam mencari solusi bersama untuk mengatasi kesenjangan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dalam akses terhadap skrining, diagnosis, dan pengobatan inovatif," kata Saj Molaee, Presiden Direktur Interim AstraZeneca Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya