Bayi Kembar Irish Bella Meninggal karena Solusio Plasenta, Apakah Itu?

Irish Bella.
Sumber :
  • Instagram/_irishbella_

VIVA – Pasangan Ammar Zoni dan Irish Bella tak meyangka jika calon buah hatinya meninggal dunia sebelum waktunya dilahirkan. Harapan untuk segera menimang bayi kembar pun sirna. Menurut penjelasan dokter dari Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat, penyebab bayi kembar Irish meninggal dunia karena Solusio Plasenta. Apakah itu?

"Bayi meninggal di dalam, itu akibat dari sebagian plasenta yang lepas, solusio plasenta," ujar Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fetomaternal dr. Gatot Abdurrazak, Sp.OG selaku Dokter Penanggung Jawab (DPJP) menjelaskan kronologi kesehatan Irish Bella saat jumpa pers, Senin 7 Oktober 2019.

Baca Juga: Stereotipe Gender Masih Kental di Industri Film dan Iklan

Mengenai  Solusio Plasenta, banyak yang penasaran mengenai hal itu. Dikutip laman Alodokter, dijelaskan bahwa Solusio Plasenta juga dikenal dengan istilah Abruptio plasenta. Ini merupakan komplikasi kehamilan di mana plasenta terlepas dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan. Lepasnya plasenta ini dapat menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen pada bayi dapat menurun atau terhambat.

Seperti diketahui, plasenta berfungsi menyalurkan nutrisi dan oksigen ke bayi, serta membuang limbah metabolisme dari tubuh bayi. Plasenta melekat pada dinding rahim. Organ yang sering disebut sebagai ari-ari ini juga terhubung dengan bayi melalui tali pusat.

Bahaya

Solusio plasenta termasuk kondisi yang berbahaya. Selain menghambat pasokan nutrisi dan oksigen, kondisi ini juga dapat menyebabkan ibu mengalami perdarahan hebat. Solusio plasenta menyebabkan banyak kematian pada ibu atau bayi.

Solusio plasenta seringkali terjadi secara tiba-tiba. Pada banyak kasus, lepasnya plasenta ini kerap terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau beberapa minggu menjelang waktu persalinan tiba.
Penyebab Solusio Plasenta

Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya solusio plasenta belum diketahui. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko wanita hamil mengalami solusio plasenta atau abruptio plasenta, yaitu, hamil pada usia di atas 40 tahun, merokok saat hamil atau memakai narkoba saat hamil, memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya, menderita preeklamsia atau eklamsia, ketuban pecah dini, mengalami cedera pada perut saat hqmil, jugq mengandung bayi kembar.

Gejala Solusio Plasenta

Di usia kehamilan trimester tiga, merupakan waktu yang rawan untuk terjadinya abruptio plasenta. Gejala utama yang menandai terjadinya solusio plasenta adalah perdarahan saat hamil. Meski demikian, bukan berarti semua perdarahan dari vagina saat hamil menandakan solusio plasenta.

Banyak sedikitnya perdarahan bervariasi dan tidak serta-merta menunjukkan tingkat keparahan pelepasan plasenta yang terjadi. Terkadang darah terperangkap di dalam rahim, sehingga tidak keluar atau tidak terjadi perdarahan. Akibatnya, penderita tidak sadar bahwa dirinya mengalami solusio plasenta.

Selain perdarahan, beberapa gejala lain yang menandai solusio plasenta adalah, nyeri perut atau punggung, kontraksi rahim yang terjadi terus menerus, hingga rahim atau perut terasa kencang. Untuk itulah, penting bagi wanita hamil melakukan pemeriksaan rutin kehamilan ke dokter kandungan. Ini dilakukan agar dokter tahu perkembangan kehamilan ibu, sekaligus mendetesi kondisi tidak normal pada ibu dan janin.