Musim Hujan Rentan Batuk Pilek, Ini Bedanya dengan Gejala COVID-19

Ilustrasi menutup batuk dengan siku
Sumber :
  • times of india

VIVA – Musim penghujan wajib diwaspadai. Jika kita tidak pintar-pintar menjaga kesehatan, beberapa keluhan bisa muncul dan menyerang tubuh. Dua di antaranya yang paling umum adalah batuk dan pilek. 

Di sisi lain, virus corona atau COVID-19 juga memiliki gejala yang sama. Lalu, bagaimana cara membedakan batuk pilek biasa yang diakibatkan karena musim hujan, dengan batuk pilek yang menjadi gejala COVID-19? 

Menurut spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, virus corona merupakan 'penipu ulung'. Setiap pasien, bisa memiliki gejala yang berbeda-beda. Bisa dengan demam saja, batuk, pilek, diare, nyeri perut, pegal-pegal, atau tubuh terasa lemas. Jadi, bagaimana cara mengidentifikasinya? 

Baca juga: Hore, 5 Zodiak Ini Bisa Lunasi Semua Utang di November 2020

"Pertama, kita mesti lihat bahwa batuk pileknya itu bukan yang biasa. Misalnya dia dengan demam tinggi, 37,5 (derajat celcius) ke atas, demam tidak biasa. Gejala virus yang lain juga sama, pegal-pegal, lemes," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne, Selasa 3 November 2020. 

Selain itu, menurut Ari, lebih baik amati terlebih dahulu selama 2-3 hari pertama. Jika kondisi tidak membaik, atau tubuh terasa semakin lemas, kamu wajib berhati-hati. 

"Setelah ini kita mesti rewind, dalam seminggu terakhir, kita ketemu siapa aja? Kalau pernah ketemu orang yang enggak pakai masker, nah hati-hati. Kalau saya seminggu ini cuma di rumah saja enggak pernah ketemu orang, mungkin batuk pileknya karena flu biasa. Jadi itu faktor yang penting, riwayat kontak kita rewind," tuturnya. 

Jika tubuh masih terasa lemas, kemudian masih demam, berarti terjadi perkembangan gejala. Apalagi jika ditambah batuknya makin sering, pilek, dan disertai gejala lain, seperti sakit tenggorokan, kamu patut waspada. 

"Kalau sudah beberapa gejala, apalagi kalau dia anosmia (penciumannya hilang). Nah, ini sudah khas banget (COVID-19). Kadang-kadang kan nunggu sesak napas, jangan. Kalau sudah sesak napas itu sudah berat," kata Ari Fahrial Syam