Penderita Stroke Rentan Depresi

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Pixabay/unsplash

VIVA.co.id – Serangan stroke memang bisa menyebabkan banyak perubahan pada tubuh. Salah satunya yaitu lumpuhnya syaraf yang membuat penderita tidak dapat beraktivitas, dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Kondisi tersebut bisa berdampak depresi bagi si penderita.

Adalah stroke iskemik yang diakibatkan oleh adanya sumbatan pada pembuluh darah. Ternyata, sumbatan tersebut menyerang pada bagian otak sebelah kiri, sehingga menyebabkan fungsi otaknya menjadi lumpuh.

"Fungsi otak kiri banyak sekali. Saat tersumbat, fungsi-fungsi itu akhirnya lumpuh keseluruhan," ujar dr. H. Salim Haris SpS (K) dalam diskusi “Kenali Fibrilasi Atrium (FA) untuk Mengurangi Risiko Stroke” di RS Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta, Senin 25 Juli 2016.

Menurut Salim, banyak dari penderita mengalami kesulitan dalam berbicara, lidah terdorong ke arah kiri, sulit menggerakkan tangan dan kaki, hingga wajahnya yang cenderung miring. Tidak hanya itu, para penderita juga rentan mengalami depresi kala serangan stroke menimpa.

"Depresi yang dialami saat tiga bulan pertama sangat tinggi, karena mereka yang stroke belum menerima kondisinya seperti tidak bisa berbicara," ujarnya.

Serangan stroke diklaim memiliki risiko penderitaan yang sangat tinggi. Untuk itu, diperlukan pencegahan sedini mungkin agar meminimalisasi ragam kecacatan yang bisa terjadi akibat stroke.

"Salah satu penyebab stroke terbesar adalah Fibrilasi Atrium. Makanya mencegah FA akan sangat menurunkan risiko terjadinya stroke," kata dia.