Survei: 90 Persen Informasi Kesehatan di Medsos Menyesatkan

Ilustrasi emulator jalankan aplikasi iOS.
Sumber :
  • pixabay/27707

VIVA.co.id – Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna media sosial terbesar di dunia. Hal ini juga memengaruhi perputaran informasi yang sangat cepat di kalangan masyarakat. Bahkan tanpa perlu dicari pun, informasi tersebut menghampiri sendiri melalui fitur berbagi.

Tapi, sayangnya tidak semua informasi yang datang melalui media sosial dapat dipercaya begitu saja. Terutama informasi di dunia kesehatan yang paling mudah dipercaya masyarakat.

Menurut survei dan pengamatan yang dilakukan oleh dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, didapati bahwa lebih dari 90 persen informasi kesehatan (tanpa sumber yang jelas dan kredibel) yang beredar di jejaring sosial itu justru menyesatkan (hoax), bukan memberi kebaikan. Karenanya, masyarakat sebaiknya tidak begitu saja mengikuti anjuran-anjuran yang ada di sana.

"Jadi, memang masyarakat harus hati-hati. Informasi itu harus datang dari dari orang-orang yang sehari-hari bekerja di situ atau melakukan penelitian di situ," ujar Ari kepada VIVA.co.id, Senin, 17 April 2017.

Karena itu pula, jika ada informasi yang bukan datang atau disampaikan oleh orang yang pakar di bidangnya, sebaiknya jangan diikuti. Apalagi jika informasi yang diberikan tidak memiliki kejelasan sumber yang bisa dipercaya.

Tak hanya di media sosial, Ari menambahkan, bahkan di televisi juga masih banyak informasi kesehatan yang disampaikan oleh ahli di bidangnya.

"Dibilangnya obat, padahal di dunia medis itu dokter melihat dari kepakarannya. Di kepakarannya itu memang ada atau tidak? Tidak sekadar ngomong saja," imbuh Ari.