Jangan Abaikan Skoliosis, Gangguan Jantung Taruhannya

Ilustrasi tulang punggung.
Sumber :
  • Pixabay/Geralt

VIVA.co.id – Skoliosis idiopatik remaja adalah kelainan bentuk tulang belakang yang melengkung ke samping secara tidak normal yang sering terjadi pada remaja berusia 10-18 tahun. Sebagian besar kasus skoliosis bersifat ringan, namun beberapa remaja mengalami kelainan bentuk tulang yang bertambah parah saat mereka tumbuh.

Menurut dr. Phedy, SpOT–Spine dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, gejala dari skoliosis meliputi bahu, pinggul, dan pinggang yang tidak rata, serta tulang belikat yang tampak lebih menonjol. Selain itu, tulang belakang juga dapat berputar ke satu sisi. 

"Skoliosis yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan komplikasi nyeri punggung berkepanjangan, sesak napas, gangguan fungsi paru dan gangguan jantung," ujar Phedy dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Kamis, 27 Juli 2017.

Karenanya, lanjut Phedy, Scoliosis Research Society menganjurkan screening pada remaja laki-laki berusia 12-13 tahun. Sedangkan bagi remaja perempuan, dianjurkan untuk melakukan dua kali saat berusia 10 dan 12 tahun. screening 

Hal yang paling dikhawatirkan dari skoliosis adalah kelengkungan yang semakin lama semakin memberat. Faktor risiko dari skoliosis yang memberat adalah remaja perempuan, sudut besar skoliosis (lebih dari 45 derajat) saat ditemukan, skoliosis dengan kurva thorakal (ke arah dada) dan usia.

Pengobatan skoliosis dapat dilakukan dengan latihan fisik jika kelengkungan kecil, penggunaan brace (penyangga atau korset khusus skoliosis) jika kelengkungan sedang, dan operasi yang hanya dilakukan pada skoliosis dengan sudut lebih dari 45 derajat.

Tujuan dari pengobatan skoliosis untuk menghindari perburukan kelengkungan. Oleh karena itu, diagnosis dini skoliosis sangatlah penting. Bila ditemukan sejak dini, komplikasi dan operasi dapat dicegah.