Wanita, Ini Kunci Sukses Memulai Usaha
- iStock
VIVA.co.id - Siapa yang tak ingin memiliki bisnis sendiri? Banyak orang yang ingin menjadi seorang entrepreneur atau pengusaha, tak terkecuali para ibu-ibu rumah tangga yang memiliki segudang keahlian.
Ternyata para ibu-ibu muda memang menjadi salah satu golongan yang ideal untuk memiliki bisnis atau usaha. Hal itu karena sebanyak 51 persen perempuan Indonesia menjadi orang yang memegang dan menentukan keuangan rumah tangga, menurut data dari program Otoritas Jasa Kueangan (OJK) yang tertuang dalam Cetak Biru Nasional Literasi Keuangan Indonesia pada tahun 2015.
Selain itu, banyak pula perempuan Indonesia yang ingin maju secara finansial. Alasan ketiga yakni adanya waktu luang yang banyak dimiliki para ibu rumah tangga. Hal itu diungkapkan oleh Benjamin Handradjasa, Chief Marketing Officer PT Finansial Wiramitra Danadyaksa. Namun, banyak di antara mereka yang belum memiliki pengetahuan mengenai bisnis.
"Kebanyakan orang kalau memulai usaha lebih ke arah udah jalanin aja, seingetnya aja. Padahal, pola pikir kita harus lebih terstruktur, tahu costumer segment-nya apa, tahu mau jualan di mana dan sebagainya," ujar Benjamin kepada VIVA.co.id, di acara Bebas Berbagi bertajuk "Jadi Mompreneur Tangguh Bersama FWD Life Indonesia" di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 April 2015.
Menurut dia, biasanya para ibu memulai usaha berbasis dari hobi mereka seperti usaha menjual makanan. Sayangnya, usaha tersebut sering terhenti di tengah jalan. Padahal, sangat besar potensi mengembangkan hobi menjadi bisnis yang sukses.
Itulah sebabnya, pria yang akrab disapa Ben itu mengatakan penting untuk mengetahui beberapa hal utama yang wajib dipikirkan sebelum mulai membuka usaha, apa saja?
Target pasar
Yang pertama adalah menentukan costumer segments dan target pasar. Untuk melakukannya, penjual harus paham tentang karakter dan fakta mengenai konsumen. Untuk itu, Anda wajib bertanya mengenai apa yang disukai pembeli sehingga mengenali pasar dengan baik.
"Hilangkan ego kita sebagai penjual. Kita harus tahu produk yang mau dijual, market yang akan dituju, mau jual dengan harga berapa. Tentukan pula konsumen utama yang ditargetkan seperti apa, baik dari demografis, psikografis atau lifestyle mereka. Itu adalah basic business plan yang harus dimiliki," jelasnya.
Nilai bisnis
Setelah mengetahui calon konsumen, Ben mengatakan bahwa langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah merumuskan value bisnis. Tanyakan pada diri sendiri, 'apa solusi dan kelebihan yang bisa kita berikan kepada konsumen?'.
Jalur penjualan
Jika hal tersebut telah terjawab, langkah selanjutnya adalah menentukan channel atau jalur yang paling ideal dalam artian jalur penjualan yang paling efektif dan efisien untuk konsumen. "Pilih channel yang konsumen inginkan, bukan yang kita inginkan. Saat menjadi seorang entrepreneur, selalu ingat bahwa "it's not about me, it's about the consumer," tambah Ben.
Customer relationship
Tak hanya itu, customer relationship juga tak kalah penting untuk mengetahui hubungan yang bagaimana yang diinginkan konsumen. Ia menegaskan bahwa sebagai seorang entrepreneur harus selalu melihat dari kacamata konsumen.
Revenue stream
Masih ada beberapa langkah selanjutnya yang tak boleh dilewatkan seperti revenue stream dengan mencari tahu produk atau jasa apa yang dapat membantu bisnis Anda.
"Misalnya kalau kita jualan baju, revenue bisa didapat dari menjual baju dengan desain eksklusif. Revenue stream juga menjadi goal paling tinggi," jelasnya.
Tambahan modal
Kemudian, ketika bisnis mulai berkembang, Ben juga mengatakan bahwa itu berarti sudah waktunya Anda butuh tambahan modal. Ketahui beberapa institusi finansial yang bisa menjadi pilihan seperti bank, asuransi, pegadaian dan venture capital.
"Yang terakhir, jangan lupa cari aktivitas kunci atau aktivitas yang bisa memenuhi value proposition. Misalnya aktivitas untuk distribusi, contohnya lewat social media atau aktivitas untuk menjaga komunikasi dengan konsumen dengan membalas pertanyaan mereka," tambahnya. (one)