Ketahui Pentingnya Jaga Kehamilan demi Cegah Balita Stunting

Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Sumber :
  • VIVA/Edwien Firdaus

VIVA.co.id – Stunting atau balita pendek telah menjadi persoalan klasik di Indonesia. Upaya pemerintah untuk memberikan pengetahuan pada para calon ibu tentang pentingnya menjaga gizi selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya bayi lahir dalam kondisi stunting rupanya belum sepenuhnya disadari, terutama bagi mereka yang tinggal di pelosok.

Angka stunting tertinggi kedua terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT), sementara peringkat satu ditempati oleh Sulawesi Barat.

"NTT angka stunting nomor dua setelah Sulbar (Sulawesi Barat). Saya tentu sangat khawatir. Terlebih kita mau menghadapi bonus demografi, di mana peluang anak mudanya lebih dari 60 persen," kata Menteri Kesehatan Prof. Dr. Nila Moeloek, Sp.M(K) di Kupang, NTT, Selasa, 2 Mei 2017.

Menkes lantas berpesan pada semua wanita, agar menjaga kehamilan dengan benar, tidak perlu melakukan hal-hal merugikan.

"Kalau hamil yang benar, hamil yang betul-betul diinginkan, tanggung jawab. Hamil ikut diet-dietan, mau tetap langsing, karena tidak mau kelihatan gendut. Hamil, perut buncit tidak apa-apa tapi yang penting tetap cantik, yang penting anak dalam kandungan cukup gizi,” ujarnya.

Balita stunting ini terus menjadi perhatian pemerintah, karena kelangsungan masa depan bangsa kelak ada pada bayi-bayi ini. "Anak-anak yang stunting bukan hanya tubuhnya yang pendek tapi otaknya juga ikut pendek. Dalam artian IQ tidak mencapai normal dan akan menjadi beban bagi bangsa, bukan aset bangsa," ucapnya.

Selain masalah bayi stunting, persoalan lain yang dihadapi terkait dengan ibu dan anak adalah tingginya angka kematian pada ibu.

"Angka kematian ibu juga tinggi. Selain kekurangan gizi, juga misalnya masalah transportasi. Bagaimana melahirkan kalau ada gunung, jauh, jadi terlambat ditolong,” kata Nila. (ase)