Melawai, Blok M dan Budaya Pop Indonesia

Mobil BMW yang digunakan di film Catatan Si Boy dipajang di kawasan Melawai Blok M
Sumber :
  • www.kaskus.co.id

VIVA – Kawasan Blok M mulai dikenal usai penyelenggaraan Asian Games pertama di Indonesia, tahun 1962. Saat itu Senayan ramai oleh mereka yang ingin menyaksikan langsung pesta olahraga terbesar di Asia tersebut. Blok M menjadi perpanjangan jalan kawasan Senayan dan ikut kecipratan pengunjung.

Saking terkenalnya, sekitaran Melawai dan Blok M sampai dijadikan sumber inspirasi berbagai karya budaya pop Tanah Air, mulai dari fiksi, film hingga lagu. Apalagi begitu banyak spot-spot kece di sana yang memang menjadi destinasi kongko para remaja.

Banyak lokasi nongkrong yang asyik di sini, mulai dari Sarinah Blok M yang menjadi cikal bakal Pasaraya Blok M, Aldiron Plaza (sekarang Blok M Square) yang jadi tempat favorit bagi anak-anak yang bolos sekolah dan main dingdong, Melawai Plaza, PD Pasar Jaya (Pasar Blok M) hingga Toko Buku Gramedia.

Tentu saja yang tak kalah ramai adalah arena clubbing dengan sepatu roda indoor, yakni Lipstick Disco Skate dan Happy Day. Saat ini Lipstick sudah berubah fungsi menjadi tempat bermain bilyard. Namun, yang paling ramai tentu saja Jalan Melawai atau yang sering juga disebut Simpang Melawai. Tempat nongkrong sekaligus ngeceng, mejeng dan ajang pamer dandanan atau mobil mewah.

Banyak pula muda-mudi yang asyik bermain sepatu roda dan unjuk gigi melakukan tari kejang alias breakdance setiap sore hari.

Hal tersebut diungkapkan oleh Turlukitaningdyah, warga Jakarta yang dulu pernah mengecap manisnya masa muda di kawasan Blok M saat masih tinggal di bilangan Kebayoran Baru.

Menurut dia, sejak masuk SMP tahun 1977 silam, kawasan Blok M memang sudah cukup terkenal. Sekitar tahun 1983 kawasan Melawai, Blok M semakin booming di kalangan anak muda Jakarta.

Kawasan Melawai tahun 1980 an

"Sebenarnya saya enggak nongkrong di Melawai-nya. Saya dulu lebih sering di Bulungan. Dulu kan ada bioskop Garden Hall. Di sana juga ramai, sore sampai malam. Kalau yang nongkrong di Melawai kan umumnya anak-anak kaya Kebayoran Baru yang pada bawa mobil mewah," ujar wanita yang akrab disapa Luki itu saat dihubungi VIVA, Jumat, 12 Oktober 2018.

Bulungan sendiri letaknya tak jauh dari Melawai. Hanya berjalan kaki sekitar lima menit dari Melawai, Anda sudah sampai di Bulungan yang dulu juga tak kalah ramai sebagai bagian dari kawasan Blok M.

"Bulungan lebih banyak seniman teater yang nongkrong di sana, seperti Arswendo Atmowiloto, Slamet Rahardjo. Dulu juga sudah ada gultik (gulai tikungan) di situ. Tapi seniman-seniman itu pada nongkrong di Warung Poci di pinggiran luar Garden Hall. Itu warung kopi dan teh poci. Nongkrongnya pada lesehan. Yang di Melawai juga walaupun orang kaya pada duduk-duduk di bawah (jalanan) gitu," kata Luki mengenang masa-masa mudanya dulu.

Niena, warga Jakarta yang sejak kecil sampai kuliah tinggal di kawasan Wijaya, Kebayoran Baru juga mengatakan, bahwa dulu Melawai juga menjadi tempat berkumpulnya anak mobil. "Mobil-mobil tua, VW, seinget saya ada perkumpulan VW kodok. Terus juga ada Mercy, mungkin sekarang nyebutnya Mercy lama, tapi dulu Mercy baru. Anak-anak yang high class biasanya yang bawa," ucapnya.

Wanita yang TK, SD, SMP dan SMA-nya dekat dengan Blok M itu juga mengatakan, bahwa zaman dulu, belum gaul namanya kalau belum pernah nongkrong di Melawai. Seperti anak remaja era 2000-an yang enggak afdol kalau belum pernah nongkrong di Roti Bakar Eddy, Asaf (Jalan Asia Afrika, Senayan) atau Kemang.

“Kalau di sana pokoknya udah paling gaul. Mainnya di Happy Day. Itu anak gaul pada zamannya. Ke Melawai Plaza itu udah top banget," ujar ibu anak tiga ini.

Blok M (Bakal Lokasi Mejeng)