Cuma Jadi Tumbal Politik, Tentara Ukraina Ancam Bunuh Presiden Zelensky

VIVA Militer: Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky
Sumber :
  • france24.com

VIVA – Meskipun terus menyebar propaganda keberhasilan serangan balik terhadap militer Rusia, kehancuran Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) tetap tak bisa ditutupi. Kekecewaan terhadap pemerintah pusat muncul di kalangan tentara Ukraina.

Hal tersebut diungkap oleh Gubernur Kherson, Vladimir Saldo, yang menyatakan bahwa sebagian besar tentara Ukraina tak suka dengan rencana Presiden Volodymyr Zelensky.

Orang nomor satu Ukraina itu menginginkan perang dengan Rusia terus berlanjut, dan dinilai para prajurit tidak mempedulikan nasib mereka.

Bukan tanpa alasan, Saldo berani menguak fakta tersebut berdasarkan kesaksian sejumlah tentara Ukraina yang meneyerah di Krynky (Krinok), Kherson, yang terletak di sisi kiri Sungai Dniper.

VIVA Militer: Tentara Ukraina jadi tahanan perang militer Rusia

Photo :
  • japantimes.co.jp

Pernyataan Saldo senada dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang sudah menerima laporan tersebut. Putin mengatakan, banyak tentara Ukraina yang terjebak di Krynky.

Lebih lanjut Putin dalam konferensi pers tahunan menyebut jika pasukan militer Ukraina di Krynky sengaja dijadikan tumbal, dengan alasan politis.

"Atas nama saya sendiri, saya ingin menambahkan bahwa di Angkatan Bersenjata Ukraina ada ketidakpuasan yang semakin besar terhadap rencana Zelensky untuk berperang sampai Ukraina terakhir," ujar Saldo.

"Hal ini dilaporkan oleh para tahanan yang menyerah di wilayah Krynok: untuk menghentikan Zelensky, kemarahan tentara Ukraina siap mengarahkan senjatanya ke Kyiv," katanya dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.

VIVA Militer: Tentara Ukraina jadi tahanan perang militer Rusia

Photo :
  • japantimes.co.jp

Wilayah Kherson menjadi subjek Federasi Rusia, menyusul hasil referendum yang digelar pada September 2022. Akan tetapi, rezim Zelensky sama sekali tidak mengakui legitimasinya, dan terus menggempur wilayah tersebut. 

Saat ini, 75% wilayah wilayah Kherson berada di bawah kendali Rusia. Namun demikian, sebagian lagi masih dikuasai militer Ukraina, seperti di tepi kanan Sungai Dniper. Termasuk Kherson, masih tetap berada di bawah Ukraina.