Spin Disetop, Akankah Chevrolet Bangun Pabrik Lagi di RI?

Peluncuran resmi Chevrolet Trax.
Sumber :
  • Herdi Muhardi/VIVA.co.id
VIVA.co.id - Di tengah industri otomotif nasional yang berkembang dan riuh dengan kehadiran sejumlah perusahaan yang berinvestasi membangun pabrik di Indonesia, ternyata hal itu berbanding terbalik dengan PT General Motors Indonesia yang justru angkat kaki.

Ya, ini terjadi pada pabrik pembuatan Chevrolet Spin yang terletak di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, tepat pada 30 Juni 2015. Dan semua mesin, serta robot yang digunakan untuk perakitan kemudian dikirim ke GM India, sedangkan ratusan karyawan dirumahkan.

Kendati aktivitas pabrik yang berada di atas lahan 58 ribu meter persegi itu dihentikan, GM Indonesia rupanya masih bertekad untuk menjual sejumlah
line up
-nya di Tanah Air. Hanya saja, produk yang dijual kondisinya
Completely Built Up
(CBU) atau dikirim utuh dari pabrik GM di beberapa negara, mulai dari Thailand dan juga Korea Selatan.


Lantas apakah GM Indonesia dengan merek andalannya Chevrolet, tetap akan kembali membangun pabrik di Indonesia?


Menurut
Costumer Care
PT GM Indonesia, Dadan Ramadhani, hingga saat ini perusahaannya belum mengetahui apakah ke depan Chevrolet akan membangun pabrik lagi di Indonesia atau tidak.


“Untuk bangun pabrik (di Indonesia) memang semuanya juga ada banyak pertimbangan, mulai dari volume (penjualan), biaya tenaga kerja, biaya produksi, biaya material dan lainnya. Jadi belum tahu,” ungkap Dadan, usai ditemui di acara peluncuran Chevrolet Trax di Sentul International Sirkuit, Bogor, Jawa Barat, Selasa 1 Desember 2015..


Kendati demikian, kata Dadang, untuk ke depannya Chevrolet belum memastikan apakah akan ada pabrik baru atau tidak.


“Dulu itu pabrik kita memang pernah tutup, pernah ada yang bilang
enggak
akan buka lagi, tapi ternyata buka
kok
. Yang jelas belum tahu saya bagaimananya (ke depannya),” ucap Dadang.


Namun jika berandai-andai, Dadang mengatakan, untuk sebuah manufaktur idealnya memang dibutuhkan lokasi di kawasan industri yang berdekatan dengan para
supplier
. Dengan dekatnya pabrik dan
supplier
, lanjut Dadang, tentu hal tersebut lebih hemat biaya, mulai dari harga produksi hingga ongkos kirim.