Mengapa Saham Perdana Twitter Melonjak Drastis

Tweet di Twitter
Sumber :
  • http://www.digitaltrends.com

VIVAnews - Twitter Inc, mengawali debut gemilang di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. Pada perdagangan perdana, Kamis 7 November 2013, saham jejaring sosial raksasa itu melesat 72,7 persen ke level US$44,9.

Saham berkode perdagangan TWTR itu langsung menguat saat "bel" tanda dimulainya perdagangan berbunyi. Harga saham situs mikroblog 140 karakter itu melonjak ke level US$49 pada awal transaksi.

Selama transaksi hari pertama, harga saham Twitter bergerak di kisaran US$44-50,09, sebelum ditutup pada level US$44,9. Volume transaksi yang dibukukan mencapai 117,7 juta saham.

Bertindak sebagai penjamin emisi untuk IPO Twitter adalah Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan JPMorgan Chase.

"Produk Twitter adalah salah satu yang paling menakjubkan yang pernah saya lihat dalam 31 tahun investasi di bidang teknologi," kata Roger McNamee, salah satu pendiri Elevation Partners kepada CNBC, Kamis 7 November 2013.

Namun, pelaku pasar tetap berhati-hati menyikapi masa depan kinerja perusahaan jejaring sosial tersebut. Sebagian pengamat khawatir antusiasme investor terhadap saham Twitter bisa melampaui fundamental perusahaan.

Berdasarkan dokumen IPO, Twitter hanya mencetak laba operasi US$317 juta pada 2012. Twitter bahkan mengalami kerugian bersih hampir US$80 juta pada 2012. Pada semester pertama tahun ini, Twitter juga masih mencetak rugi US$69 juta.

Neraca keuangan yang suram itu tidak dialami Facebook sebelum melantai di bursa tahun lalu. Setahun sebelum penawaran saham, Facebook meraih laba US$1 miliar.

Selama 2012, pendapatan Twitter tercatat US$316,9 juta atau setara Rp3,6 triliun. Perolehan pendapatan itu meningkat hampir tiga kali lipat dibanding 2011 yang mencapai US$106,3 juta.

Namun, manajemen Twitter membeberkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan. Dana yang digelontorkan pada 2010 sebesar US$29,3 juta, atau setara Rp336,7 miliar, meningkat menjadi US$119 juta (Rp1,3 triliun) pada 2012.

Perusahaan juga berkomitmen dalam memperluas pasar dengan dukungan dana mulai US$6,3 juta, atau setara Rp72,4 miliar pada 2010. Dana itu kemudian meningkat menjadi US$86,5 juta, atau sekitar Rp994 miliar pada 2012.

Dari sisi sumber daya manusia, kini Twitter telah mempekerjakan sekitar 2.000 karyawan. Jumlah itu meningkat dibanding Juni 2012 yang baru tercatat 900 karyawan.

Bob Peck, analis pertama yang merekomendasikan "buy" pada saham Twitter, juga mengingatkan investor untuk tidak terlalu terkesan dengan debut saham berkode TWTR itu. Meski kini, nilai kapitalisasi pasar Twitter mencapai US$24,9 miliar atau sekitar Rp284,7 triliun.

Debut terbesar kedua

Twitter menetapkan harga saham untuk penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebesar US$26 per unit. Dengan harga ini, perusahaan mengharapkan IPO menjadi yang paling menarik sejak Facebook membuat debut mencengangkan di lantai bursa tahun lalu.

Seperti diberitakan Marketwatch, harga saham ini meningkatkan nilai IPO Twitter menjadi US$1,82 miliar atau sekitar Rp20,7 triliun. Twitter pun masuk dalam debut terbesar kedua di bursa untuk perusahaan berbasis internet setelah Facebook.

Berdasarkan data Reuters, nilai IPO Twitter mengalahkan situs jejaring sosial lainnya yang melantai di bursa. Zynga yang mengawali perdagangan pada 15 Desember 2011 meraup dana US$1 miliar, sedangkan Groupon meraih US$805 juta pada debut 3 November 2011.

Selanjutnya, LinkedIn yang memulai transaksi perdana di bursa pada 18 Mei 2011, hanya memperoleh dana IPO sebesar US$406 juta. Tentu saja, nilai IPO Twitter tersebut jauh dibanding Facebook yang meraup US$16 miliar pada debut 17 Mei 2012.

Untuk kenaikan harga saham, debut Twitter juga mengalahkan Yelp pada 1 Maret 2012. Saat mengawali perdagangan di bursa, harga saham Yelp menguat 63,9 persen.

Penguatan harga saham berkode TWTR itu juga mengungguli Demand Media, yang hanya naik 33,2 persen pada debut 25 Januari 2011. Twitter juga masih lebih baik dibanding saham Groupon, yang saat debutnya menguat 30,6 persen.

Lonjakan saham Twitter hanya kalah dari LinkedIn yang melambung hingga 109,4 persen pada hari pertama perdagangan. 

Permintaan tinggi

Sebelum mulai diperdagangkan, Twitter sempat menimbang-nimbang harga yang pas. Awalnya, harga yang ditawarkan di kisaran US$17 hingga US$20 per saham.

Selanjutnya, seiring permintaan yang kuat dari pelaku pasar, kisaran harga saham Twitter pun dinaikkan menjadi US$23 hingga US$25 per unit. Harga saham Twitter akhirnya ditetapkan US$26 pada Rabu lalu, sehari sebelum melantai di bursa.

"Harga yang ditetapkan itu menunjukkan adanya permintaan yang luar biasa," kata Carol Roth, mantan bankir investasi dan kontributor CNBC.

Namun, investor saat itu menyikapi dengan hati-hati, terutama terkait dengan masa depan perusahaan itu. "Kami tidak yakin model bisnis Twitter akan sesukses seperti Facebook atau Google," kata Channing Smith dari Capital Advisors Growth Fund.

Menurut Smith, investor masih akan mencermati kinerja tim manajemen, dan bagaimana mereka menjalankan bisnis layaknya perusahaan publik.

Dalam proses IPO itu, Twitter menjual 70 juta saham atau sekitar 13 persen dari total saham beredar. Jumlah saham yang dilepas Twitter lebih kecil dibanding saat Facebook melakukan IPO. Saat itu, Facebook menawarkan lebih dari 421 juta saham, mewakili 20 persen saham yang beredar.

Harga US$26 itu memberikan nilai kapitalisasi pasar Twitter sekitar US$14 miliar. Kondisi ini menempatkan posisinya di atas perusahaan media sosial lainnya, seperti Groupon dan Yelp.

Namun, nilai kapitalisasi pasar itu masih di bawah LinkedIn yang mencapai US$26,8 miliar, atau Facebook sekitar US$120,2 miliar.

Dalam wawancara dengan CNBC, Chief Executive Officer (CEO) Twitter, Dick Costolo, mengatakan, perusahaan meyakini peningkatan harga saham IPO akan tetap mengundang "antusiasme" di pasar.

Menurut Costolo, perusahaan telah melakukan road show dan mengetahui bahwa para investor potensial sudah sangat familiar dengan Twitter. Ini mencerminkan betapa Twitter telah begitu kuat.

"Antusiasme dari investor sangat besar, dan mereka gunakan sendiri produk Twitter ini," kata Costolo.

Ketiban rezeki

Selain membuat nilai kapitalisasi pasar perusahaan membengkak, debut saham Twitter, juga mendatangkan berkah bagi petinggi situs mikroblog itu.

Kekayaan gabungan pendiri Twitter Evan Williams dan Jack Dorsey, bersama CEO Dick Costolo melambung menjadi US$4 miliar atau sekitar Rp45 triliun setelah penawaran umum perdana.

Lonjakan harga saham Twitter sontak membuat kekayaan pendirinya, Evan Williams, melewati US$2,56 miliar atau setara Rp29,1 triliun.

Williams adalah pemegang saham terbesar Twitter, yang menguasai 56,9 juta saham. Kekayaan Williams melompat hampir dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya, usai penawaran umum perdana saham Twitter.

Pendiri Twitter lainnya, Jack Dorsey, yang memiliki 23,4 juta saham, kekayaannya kini bernilai US$1,06 miliar atau setara Rp12,07 triliun. Secara resmi, melambungnya harta Dorsey itu, menempatkannya dalam deretan miliarder baru.

Lonjakan kekayaan Dorsey tersebut sudah diperkirakan lebih dari US$1 miliar sebelum IPO Twitter.

Sementara itu, CEO Twitter, Dick Costolo, mengatakan, IPO perusahaan bukan semata untuk kekayaan pribadi. Meski demikian, keberuntungan berpihak pada Costolo, karena nilai kekayaannya ikut melonjak menjadi lebih dari US$345 juta atau setara Rp3,93 triliun.

Tentu saja, trio petinggi Twitter tersebut masih akan melihat nasib saham perusahaan dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun, mereka kemungkinan akan mengatakan tidak "peduli" dengan kekayaan mereka. (eh)