Tidur Panjang Saat Puasa, Bahaya Kulit Kering Mengintai

Ilustrasi tidur.
Sumber :
  • Unsplash/Kinga Cichewicz

VIVA – Saat puasa ramadan, seringkali diisi dengan banyak beristirahat karena tak perlu makan siang ataupun waktu nyemil. Ditambah imbauan pemerintah untuk beraktivitas di rumah saja, membuat sebagian orang memilih tidur lebih lama.

Tidur memang menjadi cara ampuh untuk bisa mengembalikan kesegaran sel-sel di tubuh. Namun, itu harus diiringi dengan pola tidur yang baik dan durasi yang tepat yakni 7-8 jam per hari. Lantas, apa bahayanya jika tidur berkepanjangan?

"Kalau tidurnya panjang, kualitas tidur tidak baik dan itu membuat (rasa) lelah. Apalagi di ruang ber-ac, membuat kulit kering," ujar Dokter Spesialis Kulit - Dermatologi Kosmetik dr. Lilik Norawati, Sp.KK, FINSDV, FAADV., dalam telekonferens Noroid, beberapa waktu lalu.

Dokter Nora menegaskan bahwa kulit kering tidak bisa diabaikan. Kulit kering bisa membuat Anda lebih rentan terhadap bakteri atau infeksi. Hal ini terjadi karena kurangnya kelembapan, lalu kulit tangan akan mudah pecah-pecah.

"Kulit kita kering dan membuat gatal lalu iritasi. (Kondisi itu) menciptakan jalan masuk bagi mikro organisme seperti bakteri, virus, jamur yang selanjutnya dapat menimbulkan masalah baru pada kulit," tuturnya.

Untuk itu, ia menyarankan agar tak pernah absen mengoleskan pelembab dan membersihkan kulit sebelum tidur. Terlebih, pada malam hari, pemakaian pelembab disarankan agar lebih banyak dibanding pada siang hari. 

"Saat tidur sebaiknya ingat kulit senantiasa pakai pelembab. Saat malam justru pakai pelembab 2 kali lebih banyak untuk menjaga agar kulit tidak kering," kata dia.